Senin, 09 Mei 2016

PM Cameron: Inggris Keluar dari Uni Eropa Picu Perang Dunia III




PM Cameron Inggris Keluar dari Uni Eropa Picu Perang Dunia III
Naman Perdana Menteri Inggris, David Cameron. | (Mirror)


LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris; David Cameron, memperingatkan bahaya jika Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa atau dikenal sebagai “Brexit”. Menurutnya, jika Inggris keluar dari Uni Eropa akan memicu Perang Dunia III.
Hal itu disampaikan PM Cameron saat kampanye menjelang referendum untuk menentukan apakah Inggris bertahan atau hengkang dari Uni Eropa. Referendum akan digelar 23 Juni 2016 mendatang.

Cameron akan memohon kepada warga Inggris untuk tetap dengan Uni Eropa dan membantu mencegah benua Eropa yang sedang dicabik-cabik oleh konflik lain.

Rival politik Cameron, yakni Boris Johnson dari kubu Partai Tory, mendukung gerakan Inggris hengkang dari Uni Eropa.


Dalam kampanyenya, Cameron menekankan pada peran penting Inggris di Benua Eropa.”Saat-saat penting dalam sejarah Eropa; Blenheim, Trafalgar, Waterloo, kepahlawanan negara kita dalam perang besar dan, yang paling penting, kami berdiri sendirian pada tahun 1940,” katanya, pada hari Senin (9/5/2016), seperti dikutip Mirror.

Cameron lantas mengingatkan pesan penting Winston Churchill.

”Yang berpendapat tentang semangat bagi Eropa Barat untuk datang bersama-sama, untuk mempromosikan perdagangan bebas dan membangun lembaga yang akan bertahan sehingga benua kita tidak akan pernah lagi melihat pertumpahan darah,” ujar Cameron.

“Entah kami mempengaruhi Eropa, atau (Eropa) mempengaruhi kami. Dan jika ada yang salah di Eropa, jangan berpura-pura kita bisa kebal dari konsekuensi,” lanjut Cameron.

Cameron berpendapat kepemimpinan Inggris sebagai anggota Uni Eropa diperlukan untuk membantu menghindari konflik di masa depan. ”Bisakah kita begitu yakin perdamaian dan stabilitas di benua melintasi bayangan keraguan?,” tanya Cameron.

Sebuah jajak pendapat YouGov for Good Morning Britain menyatakan sebanyak 42 persen dari calon pemilih memilih Inggris bertahan di Uni Eropa. Sedangkan 40 persen memilih hengkang.

Credit  Sindonews