Jumat, 05 Februari 2016

Pabrik Kayu Lapis Ini Jadi Industri Pertama yang Beroperasi di Kawasan Industri Belitung

Industri kayu lapis plywood.   (ilustrasi)
Industri kayu lapis plywood. (ilustrasi)
 
CB, BELITUNG -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani meresmikan pabrik pertama yang beroperasi di Kawasan Industri Suge, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Jumat (5/2).

Pabrik PT Billiton Plywood bergerak di bidang industri kayu lapis berbahan baku pohon sengon senilai 20 juta dolar AS (setara Rp 270 miliar, kurs Rp 13.500). "Hingga kini perusahaan telah merealisasikan rencana investasi tersebut sebesar Rp 161 miliar. Perusahaan tersebut berdiri di atas lokasi kurang lebih 22 hektare dan didukung oleh 300 tenaga kerja," kata Franky saat peresmian pabrik di Belitung.

Berdasarkan data BKPM, investasi perusahaan yang tercatat berasal dari Seychelles itu memang berada di dalam kawasan industri Suge yang ternyata telah diajukan sejak lama. Menurut Franky, sesuai instruksi Presiden Jokowi, pihaknya diminta untuk mempromosikan peluang investasi di Belitung, terutama pengembangan Kawasan Industri Suge dan Pelabuhan Tanjung Batu di Kabupaten Belitung.

"Maka berbagai upaya akan kami lakukan karena kami sedang dalam proses mengaktifkan Kawasan Industri Suge ini," ujar Franky.

Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan perusahaan kayu lapis itu menjadi yang pertama diresmikan di atas lahan Kawasan Industri Suge. Menurut Sahani, Kawasan Industri Suge pada awalnya akan diajukan sebagai prioritas nasional, namun gagal dan digantikan dengan pengembangan kawasan khusus pariwisata Tanjung Kelayang.

"Ini sejarah baru karena kawasan industri ini akhirnya hidup dan diresmikan oleh pemerintah pusat. Kami yakin kalau sudah diresmikan akan lebih terekspos jadi bisa mendorong industri di sini," ujarnya.

Sementara itu, Direktur PT Billiton Plywood Franky Tjin, dalam kesempatan yang sama, mengatakan perusahaan tersebut memproduksi sengon menjadi kayu lapis berorientasi ekspor. Dengan kapasitas produksi 1.000 kubik per bulan dan akan naik hingga 2.000 kubik per bulan pada akhir 2016, perusahaan itu akan meningkatkan kapasitas ekspornya hingga 80 persen.

Adapun kebutuhan bahan baku kayu sengon didapatkan dari mitra petani dan masyarakat sekitar Kabupaten Belitung. "Untuk saat ini, pasar ekspor kami baru Tiongkok, nilai ekspornya sekitar 300 dolar AS per kubik," tutur Tjin.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID