"Saya rasa kami (BUMN) mampu," ujar Rini.
Menteri BUMN Rini Soemarno. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Namun, dia mengaku masih akan melakukan komunikasi dengan
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM). Untuk menganalisa
apakah secara nilai tawaran tersebut sudah sesuai dengan kemampuan
BUMN.
"Ini memang belum komunikasi dengan Kementerian ESDM, kita juga
menganalisa sendiri secara nilai apakah mampu atau tidak. Tapi kalau
dilihat dari kemampuan BUMN, saya rasa kami mampu," ujar Rini ditemui di
Kantor Garuda Indonesia, Jakarta, Jumat 15 Januari 2016.
Rini menegaskan, potensi tambang Freeport masih besar. Sehingga
jika pemerintah atau BUMN memiliki saham tersebut, tentu akan
menguntungkan bagi negara.
"Terus terang kami seoptimal mungkin, karena Freeport itu adalah
tambang yang besar, kalau kita bisa punya saham lebih dari 20 persen,
atau bisa sampai 30 persen tentu akan lebih baik," kata dia.
Ia mengatakan, bahwa BUMN yang sebelumnya disebut akan mengambil
saham tersebut yakni PT Aneka Tambang (Antam) Tbk dan PT Indonesia
Asahan Aluminium (Inalum) diyakini memiliki kemampuan untuk mengambil
saham tersebut.
Rini mengaku, pihaknya dan sejumlah ahli akan segera menganalisa
beberapa hal mengenai potensi bisnis Freeport di masa depan. Misalnya
mengenai tren perkembangan harga tembaga dalam jangka pendek, menengah
dan panjang.
"BUMN itu kami kan melihat kemampuan, kemampuan cash flow, kemampuan meminjamnya, kemampuan secara menyeluruh neracanya. Itu juga kita lihat semua," kata Rini.
Credit VIVA.co.id