BANYUWANGI, CB -
Kabupaten Banyuwangi akan membangun Monumen Operasi Lintas Laut
Jawa-Bali Pasukan Markadi. Peletakan batu pertama pembangunan monumen
tersebut dilakukan di Pantai Boom Banyuwangi, Jumat (15/1/2016).
Monumen perjuangan serupa juga telah dibangun di Cekik, Gilimanuk, Bali.
"Monumen yang sama sudah dibangun di Bali tapi yang tidak boleh dilupakan adalah Pasukan Markadi berangkat dari Banyuwangi sehingga monumen juga harus didirikan di sini," ujar Letkol Laut Pelaut Wahyu Endriawan Danlanal Banyuwangi.
Kapten Markadi memimpin pasukan M yang dikirim oleh Yos Sudarso untuk membantu I Gusti Ngurah Rai pada tahun 1946. Saat berangkat dari Banyuwangi menuju Bali, Kapten Markadi dan pasukannya melakukan pertempuran dengan Belanda di Selat Bali.
Pertempuran yang dilakukan di Selat Bali tersebut adalah pertempuran laut satu-satunya yang dimenangkan angkatan perang Indonesia serta pertempuran laut pertama usai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Berbeda dengan monumen yang di Bali, monumen yang ada di Banyuwangi nanti berbentuk perahu daerah karena saat itu menyeberang ke Bali, mereka menggunakan kapal nelayan di sekitar Pantai Boom sini," tuturnya.
Nantinya, di monumen tersebut juga akan dipasang beberapa foto sejarah yang menceritakan tentang pertempuran tersebut.
Sementara itu, Dewangkara, perwakilan keluarga besar veteran, menjelaskan bahwa monumen berbentuk kapal tersebut dibuat oleh perupa Gunadi yang juga membuat patung Jenderal Sudirman di Akademi Militer.
"Saat ini sudah didesain, ukuran juga termasuk material apa yang pas digunakan karena posisi monumen ini pantai," ungkap Dewangkara.
Dia juga menjelaskan bahwa pembangunan monumen ini juga di setujui oleh keluarga Markadi dan juga keluarga Gusti Ngurah Rai.
"Masing masing keluarga, baik dari Markadi ataupun dari Gusti Ngurah Rai, sudah sangat dekat dan mengenal baik. Rencananya perwakilan keluarga Markadi akan hadir pada peletakan baru perama hari ini tapi hari ini ternyata masih di Hongkong sehingga tidak bisa datang," pungkasnya.
Monumen perjuangan serupa juga telah dibangun di Cekik, Gilimanuk, Bali.
"Monumen yang sama sudah dibangun di Bali tapi yang tidak boleh dilupakan adalah Pasukan Markadi berangkat dari Banyuwangi sehingga monumen juga harus didirikan di sini," ujar Letkol Laut Pelaut Wahyu Endriawan Danlanal Banyuwangi.
Kapten Markadi memimpin pasukan M yang dikirim oleh Yos Sudarso untuk membantu I Gusti Ngurah Rai pada tahun 1946. Saat berangkat dari Banyuwangi menuju Bali, Kapten Markadi dan pasukannya melakukan pertempuran dengan Belanda di Selat Bali.
Pertempuran yang dilakukan di Selat Bali tersebut adalah pertempuran laut satu-satunya yang dimenangkan angkatan perang Indonesia serta pertempuran laut pertama usai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Berbeda dengan monumen yang di Bali, monumen yang ada di Banyuwangi nanti berbentuk perahu daerah karena saat itu menyeberang ke Bali, mereka menggunakan kapal nelayan di sekitar Pantai Boom sini," tuturnya.
Nantinya, di monumen tersebut juga akan dipasang beberapa foto sejarah yang menceritakan tentang pertempuran tersebut.
Sementara itu, Dewangkara, perwakilan keluarga besar veteran, menjelaskan bahwa monumen berbentuk kapal tersebut dibuat oleh perupa Gunadi yang juga membuat patung Jenderal Sudirman di Akademi Militer.
"Saat ini sudah didesain, ukuran juga termasuk material apa yang pas digunakan karena posisi monumen ini pantai," ungkap Dewangkara.
Dia juga menjelaskan bahwa pembangunan monumen ini juga di setujui oleh keluarga Markadi dan juga keluarga Gusti Ngurah Rai.
"Masing masing keluarga, baik dari Markadi ataupun dari Gusti Ngurah Rai, sudah sangat dekat dan mengenal baik. Rencananya perwakilan keluarga Markadi akan hadir pada peletakan baru perama hari ini tapi hari ini ternyata masih di Hongkong sehingga tidak bisa datang," pungkasnya.
Credit KOMPAS.com