Senin, 03 Agustus 2015

Panglima TNI Resmikan Patung Jenderal Besar Soedirman


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyalami KSAD Jenderal Mulyono.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyalami KSAD Jenderal Mulyono.
 
 
CB, BOYOLALI -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo meresmikan monumen Patung Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman di kompleks Pemerintah Kabupaten Boyolali, Kemiri, Mojosongo, Jawa Tengah, Sabtu (1/8).

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam peresmian patung Soedirman di Jalan Sudirman Kemiri, Kecamatan Mojosongo atau Kompleks Pemkab Boyolali tersebut didampingi Bupati Boyolali Seno Samodro, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono, Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik, Aster Panglima TNI Mayjen Wijayanto, dan Aster KSAD Mayjen Kustanto.

Jenderal Gatot juga menandatangani prasasti dilanjutkan melepas 31 burung merpati sebagai simbol usia Panglima Jenderal Soedirman. TNI, menurut Gaot, bangga dan memberikan penghargaan setinggi-tinggi kepada bupati dan seluruh masyarakat Boyolali yang telah memberikan suatu kenangan yang luar biasa Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman.

"Saya atas nama pribadi dan prajurit TNI baik yang bertugas di mana pun berada, di perbatasan, di luar negeri maupun di Tanah Air mengucapkan terima kasih," katanya. Patung di Jalan Sudirman tepat di pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali tersebut akan lebih dikenang sepanjang masa oleh masyarakat yang melintas di jalur ini.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan, pembangunan patung Jenderal Soedirman tersebut untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah Bangsa Indonesia. "Hal ini seperti yang dikatakan Bung Karno yakni Jas Merah artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah," katanya.

Monumen Panglima Jenderal Soedirman di Boyolali tersebut akan mengingatkan kepada generasi penerus bangsa. Beliau telah berjuang dan tidak pernah lupa membiarkan bendera penjajah berkibar di Tanah Jawa.

Menurut dia, Jenderal Soedirman meninggal dunia dalam usia yang relatif muda, yakni 31 tahun lebih beberapa bulan. Beliau seorang guru di Muhamadiyah dan berjuang dengan tulus ikhlas, serta tidak pernah mengharapkan apa-apa.

"Jenderal Soedirman memberikan tauladan bagi kita semua. Kita bisa seperti ini berkat perjuangan beliau. Beliau meski dengan kondisi sakit, tetap berjuang membakar wilayah Ambarawa, dan mengusir penjajah," katanya.

Kendati demikian, Panglima Besar Jenderal Soedirman saat itu berkeyakinan Bangsa Indonesia merdeka dan bebas dari tangan penjajah. Karena itu, Seno Samodro mengingatkan, khususnya kepada pelajar generasi penerus bangsa bahwa jika ingin mencontoh perjuangan Jenderal Soedirman, maka harus rajin belajar untuk mencapai cita-cita untuk membangun bangsa ini.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut juga menyerahkan bantuan sejumlah mesin pompa untuk kelompok tani di Boyolali guna mengatasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID