"Seluruh sandera sudah dibebaskan di Kharkiv. Pelaku sudah ditahan."
Kharkiv (CB) - Polisi Ukraina berhasil membebaskan para
sandera yang disekap di satu kantor pos oleh seorang pria yang diyakini
membawa bom terikat di badannya, Sabtu (30/12).
Polisi juga menangkap si penyandera setelah ketegangan menyelimuti kota Kharkiv selama beberapa jam.
"Seluruh sandera sudah dibebaskan di Kharkiv. Pelaku sudah ditahan," tulis Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui akun Twitter.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov memperlihatkan foto si penyandera, yang wajahnya berlumuran darah, sedang diamankan oleh para polisi.
Tidak ada satu sandera pun yang terluka, demikian laporan Reuters.
Seorang saksi mata melihat pasukan kepolisian khusus menyerbu menuju pintu masuk kantor pos untuk membebaskan sandera sekaligus menangkap pelaku teror.
Dalam sejumlah pernyataan sebelumnya, Kepolisian Ukraina mengatakan pria itu memasuki kantor pos sambil mengenakan topeng dan menyandera 11 orang dengan niat untuk merampok kantor pos itu.
Lima sandera, yang terdiri dari tiga perempuan dan dua anak-anak, dibebaskan lebih awal.
Kepala kepolisian daerah, Oleg Bekh, mengatakan kepada para wartawan bahwa pria itu memiliki sejarah berperilaku antisosial dan pernah melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan obat-obatan terlarang.
"Dia mungkin perlu bantuan psikiater," kata Bekh.
"Selama penahanan, ia mengalami luka ringan. Dia tidak stabil... para sandera mengatakan (pria itu) meminum alkohol."
Para polisi berhasil memasuki gedung itu setelah salah satu sandera membukakan pintu bagi mereka, kata jaksa daerah Kharkiv Yuriy Danylchenko kepada para wartawan.
Kepolisian sebelumnya mengatakan mereka telah melakukan kontak dengan pria itu melalui telepon-telepon milik para sandera. Si pria digambarkan dalam keadaan tenang dan tidak mengajukan tuntutan apa pun.
Penasihat Avakov, Anton Gerashchenko, mengatakan bahwa para sandera termasuk beberapa pegawai kantor pos dan pengunjung. Salah satu di antara mereka berhasil menghubungi polisi dari dalam gedung.
"Petugas patroli datang di lokasi perampokan dalam beberapa menit," tulis Gerashchenko di Facebook.
Ia menambahkan, "Si perampok menyadari bahwa dia tidak bisa meninggalkan lokasi kejahatan secara aman dengan barang jarahannya, dan dia memutuskan menyandera semua orang."
Salah satu anak yang dibebaskan oleh penyadera mengatakan kepada media lokal bahwa pria itu menaruh bahan-bahan peledak di dalam dua botol dan mengancam bahwa ia akan meledakkan diri jika polisi tidak mendengarkannya.
Pria itu juga mengatakan dirinya mengidap kanker otak, menurut anak tersebut.
Sang penyandera pada suatu titik menyatakan kekhawatirannya soal pertukaran tawanan baru-baru ini antara pihak berwenang Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia dan menganggap bahwa tawanan yang dibebaskan harus lebih banyak, kata kepolisian.
Pemerintah Ukraina dan para pemberontak pada Rabu mempertukarkan tawanan dengan jumlah terbesar sejak konflik muncul di Donbass, Ukraina timur. Konflik itu telah menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Polisi juga menangkap si penyandera setelah ketegangan menyelimuti kota Kharkiv selama beberapa jam.
"Seluruh sandera sudah dibebaskan di Kharkiv. Pelaku sudah ditahan," tulis Presiden Ukraina Petro Poroshenko melalui akun Twitter.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov memperlihatkan foto si penyandera, yang wajahnya berlumuran darah, sedang diamankan oleh para polisi.
Tidak ada satu sandera pun yang terluka, demikian laporan Reuters.
Seorang saksi mata melihat pasukan kepolisian khusus menyerbu menuju pintu masuk kantor pos untuk membebaskan sandera sekaligus menangkap pelaku teror.
Dalam sejumlah pernyataan sebelumnya, Kepolisian Ukraina mengatakan pria itu memasuki kantor pos sambil mengenakan topeng dan menyandera 11 orang dengan niat untuk merampok kantor pos itu.
Lima sandera, yang terdiri dari tiga perempuan dan dua anak-anak, dibebaskan lebih awal.
Kepala kepolisian daerah, Oleg Bekh, mengatakan kepada para wartawan bahwa pria itu memiliki sejarah berperilaku antisosial dan pernah melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan obat-obatan terlarang.
"Dia mungkin perlu bantuan psikiater," kata Bekh.
"Selama penahanan, ia mengalami luka ringan. Dia tidak stabil... para sandera mengatakan (pria itu) meminum alkohol."
Para polisi berhasil memasuki gedung itu setelah salah satu sandera membukakan pintu bagi mereka, kata jaksa daerah Kharkiv Yuriy Danylchenko kepada para wartawan.
Kepolisian sebelumnya mengatakan mereka telah melakukan kontak dengan pria itu melalui telepon-telepon milik para sandera. Si pria digambarkan dalam keadaan tenang dan tidak mengajukan tuntutan apa pun.
Penasihat Avakov, Anton Gerashchenko, mengatakan bahwa para sandera termasuk beberapa pegawai kantor pos dan pengunjung. Salah satu di antara mereka berhasil menghubungi polisi dari dalam gedung.
"Petugas patroli datang di lokasi perampokan dalam beberapa menit," tulis Gerashchenko di Facebook.
Ia menambahkan, "Si perampok menyadari bahwa dia tidak bisa meninggalkan lokasi kejahatan secara aman dengan barang jarahannya, dan dia memutuskan menyandera semua orang."
Salah satu anak yang dibebaskan oleh penyadera mengatakan kepada media lokal bahwa pria itu menaruh bahan-bahan peledak di dalam dua botol dan mengancam bahwa ia akan meledakkan diri jika polisi tidak mendengarkannya.
Pria itu juga mengatakan dirinya mengidap kanker otak, menurut anak tersebut.
Sang penyandera pada suatu titik menyatakan kekhawatirannya soal pertukaran tawanan baru-baru ini antara pihak berwenang Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia dan menganggap bahwa tawanan yang dibebaskan harus lebih banyak, kata kepolisian.
Pemerintah Ukraina dan para pemberontak pada Rabu mempertukarkan tawanan dengan jumlah terbesar sejak konflik muncul di Donbass, Ukraina timur. Konflik itu telah menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Credit antaranews.com
Pria pembawa bom sandera 11 orang di Ukraina
"Kami sedang mengupayakan segalanya untuk terus melakukan komunikasi dengan penyandera ..."
Kiev (CB) - Seorang pria, yang diyakini membawa bom yang
terikat di tubuhnya, menyandera 11 orang terdiri atas sembilan orang
dewasa dan dua anak-anak di satu kantor pos di Kota Kharkiv, Ukraina,
demikian laporan kepolisian setempat, Sabtu (30/12).
Pria yang tidak diketahui identitasnya itu tampak tenang dan belum mengajukan tuntutan apa pun.
Namun, ia terus melakukan kontak secara berkala dengan kepolisian melalui telepon-telepon milik para sandera, kata kepala kepolisian daerah, Oleg Bekh, kepada stasiun penyiaran berita 112, layaknya dikutip Reuters.
Gambar-gambar di televisi memperlihatkan para polisi beserta mobil-mobil polisi yang diparkir di luar sebuah gedung berwarna putih-kuning dan bertingkat dua di kota timur laut itu.
Kawasan tersebut sudah ditutup agar tidak dilalui kendaraan.
"Kami sedang mengupayakan segalanya untuk terus melakukan komunikasi dengan penyandera, dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan agar orang-orang dibebaskan," kata Bekh.
Penyandera di kantor pos itu merasa khawatir soal pertukaran tawanan baru-baru ini antara pihak berwenang Ukraina dan para pemberontak pro-Rusia serta menganggap seharusnya ada lebih banyak tawanan yang dibebaskan, kata Bekh.
Ia menambahkan bahwa kepolisian tidak tahu apa yang diinginkan oleh pria tersebut.
Pada Rabu (27/12), Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis mempertukarkan ratusan tawanan, yang merupakan jumlah terbesar sejak konflik muncul di wilayah timur Ukraina, Donbass. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Pria yang tidak diketahui identitasnya itu tampak tenang dan belum mengajukan tuntutan apa pun.
Namun, ia terus melakukan kontak secara berkala dengan kepolisian melalui telepon-telepon milik para sandera, kata kepala kepolisian daerah, Oleg Bekh, kepada stasiun penyiaran berita 112, layaknya dikutip Reuters.
Gambar-gambar di televisi memperlihatkan para polisi beserta mobil-mobil polisi yang diparkir di luar sebuah gedung berwarna putih-kuning dan bertingkat dua di kota timur laut itu.
Kawasan tersebut sudah ditutup agar tidak dilalui kendaraan.
"Kami sedang mengupayakan segalanya untuk terus melakukan komunikasi dengan penyandera, dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan agar orang-orang dibebaskan," kata Bekh.
Penyandera di kantor pos itu merasa khawatir soal pertukaran tawanan baru-baru ini antara pihak berwenang Ukraina dan para pemberontak pro-Rusia serta menganggap seharusnya ada lebih banyak tawanan yang dibebaskan, kata Bekh.
Ia menambahkan bahwa kepolisian tidak tahu apa yang diinginkan oleh pria tersebut.
Pada Rabu (27/12), Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis mempertukarkan ratusan tawanan, yang merupakan jumlah terbesar sejak konflik muncul di wilayah timur Ukraina, Donbass. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Credit antaranews.com