Rabu, 31 Januari 2018

Sanksi AS Bidik Sederet Pejabat Kremlin Termasuk PM Rusia


Sanksi AS Bidik Sederet Pejabat Kremlin Termasuk PM Rusia
Gedung Capitol di Washington, DC, tempat para anggota Kongres Amerika Serikat berkantor. Foto/REUTERS/Zach Gibson


MOSKOW - Perdana Menteri (PM) Dmitry Medvedev dan sejumlah pejabat top Kremlin muncul dalam daftar target sanksi yang dirancang Departemen Keungan Amerika Serikat (AS). Daftar itu muncul dalam laporan pemerintah AS yang ditujukan ke Kongres.

Moskow mengecam keras laporan tentang rancangan sanksi terhadap Rusia. Tindakan itu, dinilai Moskow bisa meruntuhkan hubungan kedua negara.

Laporan pemerintah AS kepada Kongres tentang Counter America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) 2017 itu mencantumkan 114 tokoh politik Rusia, termasuk para pejabat top Kremlin, dalam daftar target sanksi.

Selain PM Medvedev, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kepala Administrasi Presiden Anton Vaino, Wakil PM Pertama Igor Shuvalov, serta semua menteri termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov juga jadi target.

Tak hanya itu, para pengusaha top Rusia seperti Alisher Usmanov, Sergey Ivanov dan Roman Abramovich, ikut-ikutan dijadikan target sanksi Departemen Keuangan AS.

Menurut laporan tersebut, orang-orang yang masuk dalam daftar dipilih berdasarkan posisi resmi “individu” dalam hal tokoh politik senior, atau pun memiliki kekayaan bersih sebesar USD1 miliar atau lebih untuk kepentingan oligarki.

Dokumen atau laporan tersebut merupakan bagian dari undang-undang sanksi yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada bulan Agustus lalu. Sanksi terhadap Rusia itu sebagai pembalasan atas dugaan campur tangan Moksow dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Namun, dugaan itu hingga kini belum memiliki bukti yang akurat.

Meski demikian, dokumen itu cukup membingungkan karena tidak secara tegas menyebut 114 tokoh politik Rusia yang tercantum di dalamnya sebagai target sanksi.

“Ini bukan daftar sanksi, dan penyertaan individu atau entitas dalam laporan ini tidak dan sama sekali tidak boleh ditafsirkan untuk menjatuhkan sanksi kepada individu atau entitas tersebut,” bunyi dokumen itu yang dikutip Selasa (30/1/2018).

“Laporan ini tidak menciptakan batasan, larangan, atau batasan lain untuk berurusan dengan orang-orang tersebut oleh orang AS atau orang asing,” lanjut dokumen tersebut.

Senator Rusia Vladimir Dzhabarov mengecam daftar yang dibuat Departemen Keuangan AS. Dia menganggap daftar itu bisa memengaruhi hubungan bilateral.

”Secara formal negara kita memiliki hubungan, tapi memasukkan dalam daftar sanksi hampir semua kepemimpinan negara kita berarti bahwa hubungan tersebut secara otomatis rusak,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (30/1/2018). 




AS Ungkap Daftar Oligarki Pengusaha di Lingkaran Putin

 
AS Ungkap Daftar Oligarki Pengusaha di Lingkaran Putin
Pemerintahan Donald Trump (kiri) mengungkap daftar oligarki yang berisi nama-nama pengusaha besar Rusia di lingkaran Vladimir Putin (kanan). (AFP PHOTO/SPUTNIK /Mikhail Klimentyev)


Jakarta, CB -- Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengungkap "daftar oligarki" berisi nama-nama pengusaha Rusia yang dekat dengan Kremlin, termasuk kepala dua bank terbesar, miliarder logam dan bos monopoli bahan bakar negara tersebut.

Daftar yang disusun sebagai bagian dari paket sanksi ini tidak langsung memastikan mereka akan dijatuhi hukuman. Namun, setidaknya orang-orang kaya Rusia itu kini hidup dalam bayang-bayang.

Lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin kini sudah menjadi subjek sanksi yang bersifat pribadi. Hukuman itu dijatuhkan karena Rusia mencaplok kawasan Crimea dari Ukraina.


Sementara itu, "daftar oligarki" yang dipublikasikan pada Selasa (30/1) dipicu oleh dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum presiden AS pada 2016 lalu, di mana Hillary Clinton dikalahkan oleh Presiden Donald Trump.

Dalam pernyataan pers yang menyertai pengumuman daftar tersebut, Kemenkeu menyatakan orang-orang dimasukkan ke dalam daftar itu berdasarkan jumlah kekayaan dan "kedekatannya dengan rezim Rusia."

Kemenkeu juga menyatakan penyertaan nama pada daftar tidak menunjukkan apakah seseorang menjadi subjek sanksi atau pembatasan lainnya, atau apakah mereka terlibat dalam aktivitas menyimpang.

German Gref, CEO Sberbank yang merupakan peminjam dana terbesar di Rusia; dan Andrey Kostin, kepala eksekutif peminjam dana terbesar kedua, VTB; adalah dua di antara pengusaha yang masuk dalam daftar.

Alexei Miller, CEO monopoli eksportir bahan bakar Gazprom, juga ada di antara pengusaha yang disebutkan namanya.

Selain itu, ada pula Alexei Mordashov, pemilik salah satu produsen logam terbesar Rusia, Severstal; dan Leonid Mikhelson, pemilik produsen bahan bakar swasta Novatek.

Miliarder logam yang mempunyai saham di klub sepak bola Inggris Arsenal, Alisher Usmanov; serta Eugene Kaspersky, CEO perusahaan keamanan siber di Moskow; juga masuk dalam daftar.


Credit  cnnindonesia.com