Selasa, 30 Januari 2018

Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat AS dalam Jarak 1,5 Meter


Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat AS dalam Jarak 1,5 Meter
Pesawat jet tempur Su-27 Rusia. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia


WASHINGTON - Sebuah pesawat jet tempur Rusia melakukan aksi pencegatan atau intesepsi terhadap pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) di atas Laut Hitam, kemarin. Pentagon mengecam tindakan militer Moskow karena pencegatan dilakukan dalam jarak 1,5 meter dan sangat berbahaya.

Menurut Pentagon, insiden tersebut terjadi saat pesawat mata-mata Angkatan Laut AS, EP-3 Aries, sedang dalam misi di wilayah udara internasional.

Pesawat mata-mata itu lantas dicegat oleh pesawat jet tempur Su-27 Rusia. Pesawat AS digiring selama 2 jam lebih 40 menit hingga hengkang dari wilayah udara Laut Hitam.

”Interaksi ini tidak aman karena penutupan Su-27 hingga 5 kaki (1,5 meter) dan menyeberang secara langsung melalui jalur penerbangan EP-3, menyebabkan EP-3 terbang melewati jet Su-27,” bunyi pernyataan Pentagon.

Ini bukan pertama kalinya Moskow memicu kemarahan Washington.

Militer AS telah melaporkan beberapa interaksi tidak aman antara pesawat militernya dengan pesawat jet tempur Rusia di langit atau wilayah udara di Laut Hitam dalam beberapa bulan terakhir.

”Militer Rusia berada dalam haknya untuk beroperasi di wilayah udara internasional, namun mereka harus bersikap sesuai standar internasional untuk memastikan keselamatan dan mencegah insiden,” lanjut Pentagon.

Pasukan Rusia dan NATO beroperasi di ruang udara internasional di atas Laut Hitam, dan aktivitas di wilayah tersebut telah memanas sejak Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014.

Sementara itu, militer Rusia mengklaim melakukan tindakan pencegahan atas manuver pesawat mata-mata AS di atas Laut Hitam. Pihak Moskow, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/1/2018), menegaskan bahwa pencegatan pesawat mata-mata Washington oleh jet tempur Su-27 berlangsung aman. 


Credit  sindonews.com


Jet Rusia Cegat Pesawat AS 1,5 Meter Bisa Picu Tabrakan di Langit


Jet Rusia Cegat Pesawat AS 1,5 Meter Bisa Picu Tabrakan di Langit
Pesawat jet tempur Su-27 Rusia. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Pentagon mengecam manuver intersepsi atau pencegatan pesawat jet tempur Su-27 Rusia terhadap pesawat mata-mata EP-3 Aries Amerika Serikat (AS) dalam jarak 1,5 meter di atas Laut Hitam. Menurut Pentagon, manuver itu sangat berbahaya dan bisa memicu tabrakan di langit.

Angkatan Laut AS merilis sebuah catatan kontras dari pencegatan yang mereka klaim berlangsung 2 jam lebih 40 menit. Interaksi kedua pesawat itu terjadi kemarin.

”Interaksi ini tidak aman karena penutupan Su-27 hingga 5 kaki (1,5 meter) dan menyeberang secara langsung melalui jalur penerbangan EP-3, menyebabkan EP-3 terbang melewati jet Su-27,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.


“Pesawat Amerika tidak memprovokasi kegiatan Rusia,” lanjut Pentagon.”Tanggapannya ini meningkatkan risiko salah perhitungan dan tabrakan di udara,” imbuh pernyataan Pentagon.

”Militer Rusia berada dalam haknya untuk beroperasi di wilayah udara internasional, namun mereka harus bersikap sesuai standar internasional yang ditetapkan untuk menjamin keselamatan dan mencegah insiden,” sambung Pentagon.

Namun, versi Kementerian Pertahanan Rusia intersepesi yang dilakukan jet tempur Su-27 terhadap pesawat EP-3 Aries berlangsung aman. “Jet tersebut mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Selasa (30/1/2018).

“Seluruh penerbangan Su-27 dilakukan sesuai dengan peraturan internasional, dan tidak ada situasi darurat,” lanjut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.


Masih menurut kementerian itu, pesawat jet tempur Su-27 bergegas melakukan aksi “pengacakan” saat objek terbang tak dikenal terdeteksi menuju perbatasan Rusia.

Jet tempur Su-27 kemudian mendekati pesawat terbang dan mengidentifikasinya sebagai pesawat EP-3 Aries Angkatan Laut AS, sebuah pesawat pengintai yang biasa digunakan Pentagon.

Pesawat mata-mata Washington itu lantas digiring pada jarak yang aman sebelum akhirnya mengubah arah menjauhi wilayah udara Rusia. 






Credit  sindonews.com