Sebelum kedatangan Presiden Jokowi terjadi serangan secara beruntun di Kabul.
CB, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikeras tetap berangkat ke
Afganistan meski negara itu baru saja diguncang aksi bom bunuh diri yang
menyebabkan sejumlah korban meninggal. Kepala Negara telah diminta
untuk tidak berangkat ke negara itu, tapi dia tidak mengurungkan
niatnya.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, ini
perangkat keamanan Presiden Jokowi telah berkoodinasi dengan pihak
keamanan dari Pemerintah Afganistan. "Sejauh informasi yang saya terima
dari danpaspampres dari pihak Afganistan sendiri sudah sangat-sangat
maksimal dengan mekanisme pengamanannya," kata Pratikno di kantornya,
Senin (29/1).
Pratikno menjelaskan, sebenarnya pasukan
pengaman Presiden (paspampres) khawatir dengan kondisi keamanan di
Afganistan. Namun, karena Jokowi tetap ingin berangkat ke sana, seluruh
staf paspampres mau tidak mau memberikan pengawalan bagi Jokowi. "Ya Pak
Presiden (Jokowi) bersikeras ingin ke sana (Afganistan)," ujar Pratik.
Hari
keenam kunjungan ke lima negara di Asia Selatan, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dan Ibu Iriana Widodo meninggalkan Bangladesh untuk melanjutkan
kunjungan kenegaraan ke Afganistan, Senin (29/1). Pesawat Kepresidenan
Indonesia-1 yang membawa Presiden dan Ibu Iriana lepas landas pada pukul
09.20 waktu setempat (WS) atau 10.20 WIB dari Bandara Internasional
Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh.
Setibanya di Kabul,
Afganistan, Jokowi dan Ibu Iriana akan melakukan kunjungan kenegaraan ke
Istana Presiden Arg. Di sana, Presiden Jokowi disambut secara langsung
oleh Presiden Ashraf Ghani. Selanjutnya, Presiden akan mengikuti
serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu pertemuan empat mata, pertemuan
bilateral, dan memberikan pernyataan pers bersama.
Dalam
kunjungannya ke Afganistan, Jokowi juga akan bertemu dengan High Peace
Council (HPC) Afganistan di Istana Haram Sarai (Wisma Negara).
Setelahnya, Kepala Negara akan mengikuti jamuan santap siang bersama di
Istana Presiden Arg.
Sore harinya, Jokowi akan mengunjungi
Istana Darul Aman. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi agenda penutup
kunjungan Jokowi ke Afganistan. Dari Bandara Internasional Hamid Karzai,
Afganistan, Jokowi beserta rombongan akan kembali ke tanah air.
Kunjungan
Kenegaraan Presiden Jokowi ke Afganistan merupakan kunjungan kedua
Presiden Republik Indonesia ke Afganistan setelah Kunjungan Kenegaraan
Presiden Sukarno pada 1961. Dalam kunjungannya, Jokowi mengatakan, ulama
dari Indonesia bisa membantu perdamaian di Afganistan.
Deputi
Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin,
dalam keterangan tertulis menyatakan, di pintu pesawat, Duta Besar
Republik Indonesia untuk Afganistan Arief Rachman dan Kepala Protokol
Negara Afganistan menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara
Iriana. Udara dingin bahkan hujan salju yang menyelimuti Kabul tidak
mengurangi hangatnya penyambutan yang dilakukan Pemerintah Afganistan.
Berturut-turut
pejabat Afganistan yang menyambut ialah Wakil Presiden Sarwar Danish,
Menteri Luar Negeri Salahudin Rabbani, Menteri Keuangan Eklil Hakimi,
Duta Besar Afganistan untuk Indonesia Roya Rahmani, Gubernur Kabul
Mohammad Yaqoub Haidan, dan Wali Kota Kabul Abdullah Habibzal. Dari
bandara, Presiden melanjutkan perjalanan dengan mobil yang telah
disediakan menuju Istana Presiden Arg.
Beberapa jam sebelum
kedatangan Jokowi kemarin, pihak berwenang di Afganistan mengatakan,
sekelompok penyerang telah menargetkan sebuah pangkalan militer di ibu
kota Afganistan, Kabul. Serangan tersebut terjadi hanya dua hari setelah
bom di dalam ambulans meledak di pusat kota, menewaskan lebih dari 100
orang, hanya satu pekan setelah serangan lain di hotel Intercontinental
di Kabul memakan korban 20-an orang.
Menurut juru bicara
Kementerian Pertahanan Dawlat Waziri, serangan yang terjadi kemarin
dimulai dengan ledakan di pintu masuk pangkalan militer, di dekat
Akademi Militer Marsekal Fahim. Akademi Militer Marsekal Fahim berada
satu kompleks dengan dua fasilitas militer lainnya, termasuk markas NATO
yang menjadi tuan rumah untuk instruktur di akademi tersebut. Kompleks
militer yang berada di distrik polisi kelima Kabul, ini juga menjadi
situs pengeboman bunuh diri pada Oktober tahun lalu.
Lima
pria bersenjata yang melakukan serangan disebut menewaskan 11 tentara.
Serangan ini adalah kekerasan keempat di Kabul dalam sembilan hari
belakangan. Kementerian Pertahanan setempat mengabarkan, selain 11
korban tewas, 15 tentara lain mengalami luka sebelum lima pelaku
serangan dikalahkan.
Kelompok bersenjata Negara Islam di
Irak dan Syam (ISIS) cabang Afganistan mengaku, bertanggung jawab atas
serangan di akademi militer Marshal Fahim di pinggiran barat ibu kota
itu. Empat pelaku tewas, sedangkan satu orang lain ditangkap.
Kementerian Pertahanan mengatakan, lima pelaku serangan di akademi
militer pada Senin subuh itu menggunakan granat dan senjata api
automatik laras panjang.