Presiden Donald Trump mengancam akan menahan
bantuan setelah Mike Pence ditolak masyarakat Palestina, hingga mereka
sepakat berunding damai dengan Israel. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump
menyebut Palestina 'tidak menghormati' Amerika Serikat dan mengancam
akan menahan bantuan senilai ratusan juta dolar sampai negara itu
sepakat menyetujui perundingan damai yang diupayakan AS.
“Mereka
[Palestina] tidak menghormati kami pekan lalu dengan menolak Wakil
Presiden Mike Pence menemui mereka,” kata Trump dalam sebuah pertemuan
dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Davos, Swiss, Kamis
(25/1).
“Kami memberi mereka ratusan juta dolar,” kata Trump.
“Uang tersebut tidak akan ke mereka kecuali mereka duduk bersama dan
bernegosiasi damai,”
Sebelumnya Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pertemuan
yang telah direncanakan dengan Mike Pence setelah ia mendapatkan
sejumlah tekanan di negaranya sendiri.
Pada pertemuan dengan Netanyahu di Davos, Trump mencoba meyakinkan dunia Arab bahwa ia dapat menjadi mediator yang adil.
“Kami
memiliki sebuah pengajuan untuk perdamaian. Ini pengajuan yang baik
bagi masyarakat Palestina,” kata Trump. Ia pun menambahkan, Israel akan
ikut diminta membuat konsesi.
Pemerintah AS memutuskan akan memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.(REUTERS/Ronen Zvulun)
|
Namun Trump juga tidak mengubah keputusannya akan Yerusalem dan
pemindahan Kedutaan AS di Israel ke kota tersebut yang akan dilakukan
pada 2019.
“Kami mengantisipasi ada sedikit perubahan soal pembukaan [Kedutaan AS] tahun depan,” kata Trump.
Netanyahu dengan hangat menyambut Donald Trump dan menyebut keputusan Presiden AS itu.
“Keputusan
AS merupakan keputusan bersejarah, mengenalkan sejarah, mengakui
kenyataan saat ini, dan dibangun atas dasar kebenaran.” kata Netanyahu.
Namun ancaman Trump tersebut ditanggapi dingin oleh Palestina. Juru
bicara Presiden Mahmoud Abbas mengatakan Palestina tidak akan bertemu
dengan Pemerintah AS sampai pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel
dicabut.
“Jika Pemerintah AS tidak menarik pengakuan Yerusalem
sebagai ibu kota Israel, maka perundingan itu tidak akan pernah ada,”
kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara Abbas, Kamis (25/1).
Pejabat
senior Palestina lainnya, Hanan Ashrawi mengatakan keputusan Abbas tidak
bertemu dengan AS bukanlah sebuah penghinaan. “Itu sebuah tanda harga
diri,” katanya.
Credit
cnnindonesia.com
Trump: Palestina Sudah tak Menghormati AS
Donald Trump
Foto: REUTERS/Mike Segar
Amerika mengancam akan menarik bantuan ke Palestina.
CB,
DAVOS -- Presiden Amerika Serikat (SA) Donald Trump mengancam akan
menarik bantuan untuk Palestina. Hal itu akan dilakukan jika
pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas tidak mau mengadakan perundingan
damai dengan Israel.
Pernyataan tersebut dilontarkan Trump saat memberikan pidato dalam
pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss. Ancaman terhadap penarikan
bantuan kembali ditebar menyusul penolakan kunjungan Wakil Presiden AS
Mike Pence ke Palestina belum lama ini.
Trump mengatakan,
dirinya dan Paman Sam sebisa mungkin mengusahakan perdamaian di timur
tengah. Meski demikian, dia mengatakan, Palestina sudah tidak
menghormati AS dengan menolak kedatangan Wakil Presiden.
"Kami
memberikan mereka jutaan dolar, angka yang sangat banyak dan tidak ada
yang mengerti. Uang itu saat ini sudah tersedia tapi tidak akan
diberikan jika mereka menolak duduk dan melakukan negosiasi damai," kata
Donald Trump, Jumat (26/1).
AS
diketahui telah menangguhkan 65 juta dari 125 juta dolar dana bantuan
yang seharusnya mereka berikan kepada rakyat Palestina melalui UNRWA
(United Nations Relief and Works Agency). Namun dana tersebut terancam
tak bisa dicairkan menyusul ancaman Trump tersebut.
Pemerintahan
Trump mengaku telah menyiapkan proposal perdamaian yang diklaim
memiliki keuntungan bagi rakyat Palestina. Meski demikian, Trump tidak
merinci lebih lanjut keuntungan yang akan didapat warga Palestina
tersebut.
Sementara, pemerintah Palestina menolak kunjungan
Mike Pence usai keputusan sepihak AS yang menjadikan Yerusalem sebagai
Ibu Kota Israel. AS rencananya juga akan merampungkan kepindahan
kedutaan besar mereka dari Tel Aviv pada 2019 mendatang.
Ancaman
Trump dinilai dapat membuat negosiasi damai antara Palestina dan Israel
semakin menjauh. Palestina mengaku enggan melanjutkan negosiasi damai
dengan AS sebagai mediator perundingan tersebut.
Raja
Yordania Abdullah mengatakan, Yerusalem harus menjadi bagian dari solusi
komprehensif kedua negara. Dia melanjutkan, keputusan Trump merupakan
tendangan keras hingga menimbulkan frustrasi bagi warga Palestina yang
meniai tidak ada mediator jujur dalam konflik timur tengah.
Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, tidak ada yang bisa
mengganti posisi AS sebagai mediator perdamaian. Dia mengatakan, AS
merupakan mediator yang jujur dan menyediakan segala fasilitas mediasi
yang dibutuhkan kedua negara.
"Tidak ada organisasi dunia manapun yang bisa melakukannya," kata Benjamin Netanyahu di Davos.
Credit
republika.co.id