Presiden AS Donald Trump menolak ide berdamai dengan Taliban. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Trump mengecam kelompok militan tersebut atas pembantaian yang terjadi di Kabul dan bersumpah akan "mengakhiri apa yang mesti diakhiri."
Komentar Trump yang dikutip Reuters pada Selasa (30/1) itu menyiratkan niatnya merebut kemenangan militer atas Taliban. Hal tersebut tidak mungkin dicapai dengan anggaran dan sumber daya yang ada saat ini, kata para pejabat militer dan diplomat.
Ketika Trump mengumumkan penambahan jumlah tentara AS di Afghanistan pada Agustus lalu, para pejabat AS mengatakan langkah itu dilakukan untuk menekan Taliban agar menegosiasikan penyelesaian politis.
"Saya tidak melihat perundingan apapun," kata Trump kepada wartawan menjelang rapat di Gedung Putih bersama anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada tahun lalu, Trump menambah jumlah pasukan, serangan udara dan bantuan lain kepada Afghanistan. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, sempat mengatakan bahwa strategi itu berjalan dan kelompok bersenjata semakin dekat dengan meja perundingan.
Pernyataan itu diungkapkan sebelum bom bunuh diri mengguncang pusat Kabul dengan ambulans yang dipenuhi bahan peledak hingga menewaskan lebih dari 100 orang. Selain memakan korban jiwa, ratusan lainnya juga menderita luka akibat insiden ini.
Sebelumnya, Taliban juga menyerang Hotel Intercontinental dan sejumlah tindakan kekerasan lain. Sebanyak empat warga AS tewas dalam serangan ini.
Credit cnnindonesia.com