Lebih dari 80 persen kata itu ada dalam kamus Ibrani.
CB,
ALBERTA -- Ilmuwan telah memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI)
untuk membuka rahasia manuskrip kuno yang telah membingungkan para ahli.
Ditemukan pada abad ke-19, manuskrip Voynich yang disebut menggunakan
karakter 'alien' yang telah lama membingungkan kriptografer dan
sejarawan. Namun, saat ini ilmuwan komputasi di Universitas Alberta di
Kanada mengatakan, tengah memecahkan teks misterius abad ke-15 tersebut.
Ilmu komputasi Profesor Greg Kondrak dan mahasiswa pascasarjana
Bradley Hauer menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menemukan
ambiguitas dalam bahasa teks manusia. Tahap pertama penelitian ini
dengan mempelajari bahasa manuskrip.
Para ahli menggunakan
400 terjemahan bahasa yang berbeda dari 'Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia' untuk mengidentifikasi bahasa yang digunakan dalam teks.
Awalnya, sepertinya teks tersebut ditulis dalam bahasa Arab, namun
algoritme peneliti mengungkapkan bahwa manuskrip itu ditulis dalam
bahasa Ibrani.
"Itu (manuskrip Voynich) mengejutkan," kata Kondrak, dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir di
Fox News, Sabtu (27/1).
"Dan
hanya mengatakan 'ini bahasa Ibrani' adalah langkah pertama. Langkah
selanjutnya adalah bagaimana kita menguraikannya," tambahnya.
Kondrak
dan Hauer berhasil mengetahui manuskrip Voynich dibuat dengan
menggunakan 'alfabet' yang menggunakan satu frase untuk mendefinisikan
algoritma lain, sehingga membangun algoritma untuk menguraikan teks.
"Ternyata lebih dari 80 persen kata itu ada dalam kamus Ibrani, tapi
kami tidak tahu apakah keduanya masuk akal jika disatukan," kata
Kondrak.
Bagian awal teks tersebut kemudian diterjemahkan melalui
Google Translate. "Itu muncul dengan kalimat yang bersifat gramatikal, dan Anda bisa menafsirkannya," Kondrak menjelaskan.
Kalimatnya adalah, "Dia memberikan rekomendasi kepada pastor, pemilik rumah, saya beserta orang-orang," tambah Kondrak.
Arti
penuh dari teks tersebut, lanjutnya, akan membutuhkan keterlibatan para
sejarawan dari bahasa Ibrani kuno. Vellum atau kulit binatang, dimana
kodeks-nya ditulis dengan diberi tanggal pada awal abad ke-15.
Studi
penelitian ini diterbitkan dalam Volume 4 dari penelitian 'Transactions
of Association for Computational Linguistics'. Ada beberapa upaya untuk
memecahkan kode naskah Voynich.
Pada 2014, misalnya, para
periset berpendapat bahwa ilustrasi tanaman dalam manuskrip dapat
membantu memecahkan kode karakter teks yang aneh tersebut. Pada 2011,
seorang yang memproklamirkan diri sebagai "Utusan Tuhan" mengklaim, ia
telah memecahkan kode dari buku tersebut.