Selasa, 30 Januari 2018

Sempat Ditahan, Alwaleed: Saya Dukung Raja dan Putra Mahkkota


Sempat Ditahan, Alwaleed: Saya Dukung Raja dan Putra Mahkkota
Gelimang Harta Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal

CB, Riyadh -- Pangeran Alwaleed Bin Talal, yang merupakan konglomerat terkaya di Arab Saudi, menyatakan dukungannya kepada pemerintah kerajaan terkait program anti-korupsi dan reformasi yang sedang berjalan.
"Saya hanya dapat mengatakan saya mendukung Raja (Salman) dan Putra Mahkota (Mohammed Bin Salman) dalam semua usaha yang mereka lakukan untuk membangun Arab Saudi baru," kata Alwaleed kepada Reuters dalam wawancara pertamanya pada Sabtu, 27 Januari 2018, di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, yang menjadi lokasi penahanan dirinya.

Miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di kamar suite di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018.Pangeran Alwaleed memiliki kekayaan hingga 17 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 226,13 triliun. REUTERS/Katie Paul

Alwaleed, 62, bersama sekitar 200 elit Saudi lainnya terjaring operasi anti-korupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi pimpinan putra mahkota pada 4 November 2017. Mereka yang tertangkap seperti pejabat, bekas pejabat, pangeran dan konglomerat Saudi.

KPK Saudi menahan mereka di Hotel Ritz Carlton, yang sengaja dikosongkan untuk menjadi tempat penahanan sementara. Pemerintah Saudi mengatakan banyak uang negara hilang akibat praktek korupsi, yang telah berlangsung puluhan tahun, dan nilainya dikabarkan mencapai sekitar US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.

Bangunan mewah hotel Ritz Carlton di Riyadh, Arab Saudi. Salah seorang yang ditahan di hotel tersebut sejak Minggu (05/11) adalah pebisnis Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal. ritzcarlton.com
Pemerintah Saudi meminta para tersangka untuk membuktikan dirinya bersih dari praktek korupsi. Jika tidak bisa, mereka diminta menyerahkan aset berupa uang tunai hingga kepemilikan saham minimal 30 persen dari total aset mereka.
Beberapa tokoh lainnya yang juga ditahan seperti Pangeran Miteb Bin Abdullah, yang dikabarkan membayar sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun agar bebas dari tuduhan terlibat praktek korupsi. Lainnya adalah Pangeran Turki Bin Nasser, yang pernah menjabat posisi strategis di bidang olahraga hingga militer.
Dalam pejagaannya, pemerintah Saudi dikabarkan melibatkan tentara bayaran dari Amerika Serikat dan pasukan khusus Saudi. Pasukan khusus ini ditaruh di bagian luar hotel. Sedangkan pasukan tentara bayaran menjaga interior hotel termasuk ikut menginterogasi para tahanan.
Ada kabar yang dilansir media Daily Mail bahwa pasukan tentara bayaran ini melakukan penyiksaan terhadap para tahanan agar mau mengakui perbuatan korupsinya. Ini misalnya berbentuk pemukulan hingga menggantu terbalik para tahanan agar mau bicara.

Salah ruangan kamar suite miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal ditahan di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018. Pangeran Alwaleed ditahan bersama dengan puluhan anggota elite politik dan bisnis. Mereka di tahan di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh. REUTERS/Katie Paul
Alwaleed sendiri ditangkap di istana pribadinya di Riyadh pada malam menjelang pertemuannya dengan Putra Mahkota Mohammed keesokan harinya. Pasukan khusus Saudi menyerbu kompleks istana Alwaleed dan melucuti para penjaga bersenjata.
Mereka lalu masuk ke kamar Alwaleed dan menangkapnya saat masih mengenakan piyama. Alwaleed lalu dibawa ke Hotel Ritz Carlton menggunakan mobil Mercedez Benz milik pemerintah.
Soal operasi anti-korupsi ini, Alwaleed mengatakan bisa memahaminya. Ini karena banyak praktek korupsi terjadi selama bertahun-tahun. "Dalam sepuluh tahun terakhir, ada banyak uang hilang percuma.. Sejumlah pejabat pemerintah terlibat praktek korupsi. Saya kira ini upaya yang sehat untuk mencabut mereka dan membuat Arab Saudi menjadi bersih dan murni," kata dia.
Dalam wawancara ini, Alwaleed ditanya apakah dia merasa penahanan dirinya karena sikap ayahnya yaitu Pangeran Talal yang dikabarkan tidak mendukung Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Menurut Alwaleed, penahanan dirinya,"Tidak terkait dengan isu politik, atau ekonomi atau korupsi." Menurut dia, penahanan dirinya karena ada sejumlah keraguan dari pemerintah Saudi terkait kegiatan bisnisnya, yang terdiri dari bisnis nasional, regional dan internasional.
"Maka saya harus menjelaskannya bahwa semuanya murni dan bersih," kata dia. "Saya ada di sini untuk membersihkan diri saya hingga 100 persen," kata Alwaleed, yang dibebaskan pada Sabtu pekan lalu.
Sumber di pemerintahan Saudi mengatakan Alwaleed dibebaskan karena telah mencapai penyelesaian finansial dengan Jaksa Agung Saudi. Saat ditanya soal ini, Alwaleed mengatakan,"Tidak harus seperti itu. Saya tidak bisa membuka kesepakatannya seperti apa karena ada dua pihak yang terlibat (dengan pemerintah Saudi)."
Menurut Alwaleed, tidak semua orang yang ditahan di hotel ini terbukti melakukan korupsi, termasuk dirinya. Ada sejumlah orang yang akhirnya dibebaskan. "Sebagian memang membayar skema penyelesaian secara finansial tapi itu urusan mereka dengan pemerintah," kata Alwaleed.
Menurut Alwaleed, dia merupakan orang yang anti-korupsi. "Sehingga disayangkan saya ada di sini untuk membersihkan diri saya," kata dia, yang mengaku sebenarnya telah diperbolehkan meninggalkan hotel tempat penahanan sejak beberapa hari sebelumnya. Namun dia memilih untuk tinggal dan menyelesaikan semua isu hingga kelar.
Alwaleed membantah jika dia diwajibkan membayar uang denda sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp80 triliun agar bisa dilepaskan dari kasus dugaan korupsi ini. "Itu keliru," kata dia.
Menurut media Forbes, Alwaleed merupakan pengusaha terkaya di Saudi, yang juga pemilik Kingdom Holding. Dia memiliki sekitar 95 persen saham di induk perusahaan itu. Perusahaan induk ini memiliki sejumlah saham di perusahaan besar dunia seperti Citigroup, Lyft, Twitter dan Hotel George V di Perancis. Forbes menaksir nilai kekayaannya pada 2017 lalu mencapai sekitar Rp231,5 triliun.
Menurut Alwaleed, dia merasa sangat terganggu dengan berbagai berita keliru yang dilansir media. Ini misalnya soal dia dikabarkan menjalani penyiksaan selama ditahan di Hotel Ritz Carlton itu.
"Semua baik-baik saja seperti di rumah. Saya berolahraga di sini, melakukan perenggangan, berenang, dan menyantap makanan diet," kata dia. Namun, Reuters melaporkan Alwaleed terlihat lebih kurus dari biasanya. Selain itu, dia juga terlihat kurang bercukur.
Menurut Alwaleed, dia masih menjalankan bisnis selama ditahan sekitar dua bulan misalnya dengan memanggil eksekutif perusahaan ke hotel. Dia juga bisa menelpon keluarganya setiap hari. "Saya baru saja berbicara dengan anak lelaki dan perempuan saya dan juga cucu perempuan saya," kata dia.




Credit  TEMPO.CO