Davos, Swiss (CB) - Perdana Menteri Kanada Justin
Trudeau mengkritik kebijkan proteksionis Presiden Amerika Serikat Donald
Trump dalam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos
pada Selasa waktu setempat, dan membela kebaikan perdagangan bebas.
Dalam pidato yang menyinggung Trump dan ancamannya untuk menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA), Trudeau mengatakan bahwa pemerintahannya "bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa negara tetangga kami di bagian selatan mengakui baiknya NAFTA, dan bahwa (NAFTA) tidak hanya menguntungkan perekonomian kami, tetapi juga perekonomiannya dan perekonomian dunia."
Sebelumnya, dalam perundingan di Tokyo, Kanada sepakat untuk bergabung dengan 10 negara lain guna menghidupkan kembali Kemitraan Trans Pasifik, yang sekarang disebut CPTPP.
"Kesepakatan yang dicapai di Tokyo saat ini merupakan kesepakatan tepat," kata Trudeau, menambahkan bahwa kesepakatan CPTPP menandai "hari besar bagi perdagangan yang progresif di seluruh dunia."
Selain Kanada, CPTPP juga mencakup 10 negara lain seperti Australia, Brunei, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam. Kanada, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di CPTPP, meninggalkan kesepakatan tentang pakta perdagangan pada November lalu.
Kesepakatan itu, menurut Trudeau, sekarang "lebih progresif dan lebih kuat bagi pekerja Kanada di bidang hak kekayaan intelektual, budaya dan industri otomotif."
Pada saat yang sama, Perdana Menteri itu mengungkapkan keprihatinan mengenai reaksi terhadap globalisasi.
"Kami menyaksikan banyak skeptisisme perdagangan di seluruh dunia secara umum sekarang," katanya sebagaimana dikutip AFP.
"Orang-orang khawatir atau menjadi makin yakin bahwa kesepakatan-kesepakatan perdagangan hanya menguntungkan sedikit, bukan banyak, negara, menguntungkan multinasional, tapi tidak menguntungkan pekerja biasa."
Dalam pidato yang menyinggung Trump dan ancamannya untuk menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA), Trudeau mengatakan bahwa pemerintahannya "bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa negara tetangga kami di bagian selatan mengakui baiknya NAFTA, dan bahwa (NAFTA) tidak hanya menguntungkan perekonomian kami, tetapi juga perekonomiannya dan perekonomian dunia."
Sebelumnya, dalam perundingan di Tokyo, Kanada sepakat untuk bergabung dengan 10 negara lain guna menghidupkan kembali Kemitraan Trans Pasifik, yang sekarang disebut CPTPP.
"Kesepakatan yang dicapai di Tokyo saat ini merupakan kesepakatan tepat," kata Trudeau, menambahkan bahwa kesepakatan CPTPP menandai "hari besar bagi perdagangan yang progresif di seluruh dunia."
Selain Kanada, CPTPP juga mencakup 10 negara lain seperti Australia, Brunei, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam. Kanada, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di CPTPP, meninggalkan kesepakatan tentang pakta perdagangan pada November lalu.
Kesepakatan itu, menurut Trudeau, sekarang "lebih progresif dan lebih kuat bagi pekerja Kanada di bidang hak kekayaan intelektual, budaya dan industri otomotif."
Pada saat yang sama, Perdana Menteri itu mengungkapkan keprihatinan mengenai reaksi terhadap globalisasi.
"Kami menyaksikan banyak skeptisisme perdagangan di seluruh dunia secara umum sekarang," katanya sebagaimana dikutip AFP.
"Orang-orang khawatir atau menjadi makin yakin bahwa kesepakatan-kesepakatan perdagangan hanya menguntungkan sedikit, bukan banyak, negara, menguntungkan multinasional, tapi tidak menguntungkan pekerja biasa."
Credit antaranews.com