Kamis, 25 Januari 2018

Es Bikin Kapal Perang AS Seharga Rp5,8 Triliun Tak Berdaya


Es Bikin Kapal Perang AS Seharga Rp5,8 Triliun Tak Berdaya
Kapal perang Amerika Serikat (AS) USS Little Rock terjebak di perairan Montreal yang membeku. Foto/Toronto Star


NEW YORK - Kapal perang Amerika Serikat (AS) seharga US440 juta atau sekitar Rp5,8 triliun yang dipuji karena kemampuan beradaptasi, kecepatan dan manuvernya telah terjebak dalam es selama satu bulan di Montreal.

Kapal perang USS Little Rock yang dibanggakan itu ternyata tak berdaya di perairan Montreal yang membeku sejak Desember 2017. Kapal tersebut terjebak dalam es ketika sedang dalam perjalanan ke rumah barunya di Florida.

Cuaca buruk menyebabkan peraian membeku lebih cepat dari yang diperkirakan dan menjebak kapal tersebut di Seaway, Montreal. Kapal perang USS Little Rock tidak akan bisa digerakkan sampai cuaca membaik di belahan Bumi utara.

Kapal berangkat dari New York pada tanggal 16 Desember 2017 dengan tujuan ke markas baru di Jacksonville, Florida. Pada 20 Desember 2017, kapal itu sudah berhasil sampai di Montreal, namun tidak bisa bergerak lagi karena terjebak es.

USS Little Rock, seperti dikutip USA Today, merupakan bagian dari armada Littoral Combat Ship-class (LCS) Angkatan Laut AS. Jebakan es ini menjadi pukulan bagi program LCS Angkatan Laut AS yang berencana untuk memproduksi kapal dengan cepat dan murah untuk membantu patroli di beberapa perairan dunia yang bermasalah.

Misi kapal-kapal dari armada LCS antara lain peperangan, operasi anti-pembajakan dan anti-narkoba, serta misi respons utama lainnya.

Juru bicara Angkatan Laut AS, Letnan Komandan Courtney Hillson, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa kondisi cuaca yang signifikan telah mencegah kapal tersebut berangkat dari Montreal awal bulan ini. Kondisi cuaca buruk, kata dia, telah meningkat sejak itu.

”Suhu di Montreal dan di sepanjang area transit lebih dingin dari biasanya, dan termasuk suhu rendah yang hampir mendekati rekor, yang menciptakan kondisi historis dan signifikan pada akhir Desember,  dan awal periode Januari,” katanya, yang dilansir Kamis (25/1/2018).

Hillson juga mengatakan bahwa keputusan untuk mempertahankan 70 awak kapal di Montreal itu sampai keamanan terjamin. Kapal tersebut sebenarnya dilengkapi dengan pemanas dan lampu untuk mengurangi akumulasi es di lambung kapal




Credit  sindonews.com