Direktur CIA Mike Pompeo menyebut Rusia masih akan ikut campur dalam pemilu AS. (Reuters/Carlos Barria)
"Saya belum melihat penurunan yang signifikan pada aktivitas mereka," kata Pompeo kepada BBC Rusia, dikutip AFP pada Selasa (30/1).
"Saya memperkirakan mereka akan terus mencoba melakukan itu, tapi saya yakin bahwa Amerika bisa melaksanakan pemilu bebas dan adil (dan) kami akan bertahan dengan cukup kuat sehingga dampak pada pemilu kami tidak akan besar."
Badan intelijen utama AS itu menyimpulkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi intelijen untuk memengaruhi pemilu AS akhir 2016 lalu, merugikan kandidat Demokrat, Hillary Clinton, dan mendukung Donald Trump yang akhirnya keluar sebagai pemenang.
Upaya itu termasuk meretas dan merilis surel serta sejumlah dokumen dari tim kampanye Clinton. Selain itu, Rusia juga diyakini memenuhi media sosial dengan "berita" yang bertujuan untuk mendiskreditkan istri Bill Clinton itu.
Trump berulang kali menepis tudingan yang menyebut Moskow membantunya memenangkan pilpres--dan dugaan tim kampanyenya berkolusi dengan Rusia--sebagai berita palsu.
Pompeo, yang ditunjuk Trump sebagai kepala badan intelijen AS, sejauh ini berhasil menghindari kontroversi tersebut sembari menegaskan dirinya menerima kesimpulan pendahulunya.
Pemilu 2018 akan melibatkan 435 anggota Dewan Perwakilan dan 33 Senator.
Dalam pemilu kali ini, Demokrat yang kini menjadi minoritas, akan berupaya merebut kuasa kedua kamar Kongres dari partai Trump.
Credit cnnindonesia.com