Ini menyusul agresi militer pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke kawas
CB,
BERLIN -- Pemerintah Jerman menangguhkan peningkatan kemampuan Tank
milik Turki yang diberli dari Berlin. Ini menyusul agresi militer
pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke kawasan utara
Suriah.
Seperti diwartakan BBC,
Jumat (26/1) sejumlah kekhawatiran timbul menyusul operasi militer
Turki ke Suriah, termasuk dampaknya terhadap warga sipil. Berdasarkan
laporan, sebanyak 28 warga sipil terbunuh dalam serangan udara yang
diluncurkan militer Turki di Afrin.
Serangan artileri
tersebut juga menewaskan dua militan YPG Kurdi di Suriah. Agresi
tersebut juga memaksa ribuan warga mengungsi ke lokasi yang lebih
kondusif.
Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel
mengatakan, tindak lanjut dari peningkatan kemampuan tersebut akan
dilakukan setelah koalisi pemerintah terbentuk. Meski demikian, belum
ada laporan lebih lanjut kapan koalisi tersebut akan dibentuk.
Kendati,
sejumlah politisi sayap kiri Jerman dan Kanselir Angela Merkel mengecam
rencana peningkatan kapasitan tank tersebut. Anggota parlemen
konservatif Norbert Rottgen mengatakan, serangan yang dilakukan Turki di
Suriah telah melanggar hukum internasional.
Pekan lalu,
otoritas Jerman menyetujui peningkatan kemampuan tank leopard 2 yang
difabrikasi oleh perusahaan teknologi militer Rheinmetall. Upgrade
terhadap tank yang sempat digunakan dalam perang era 1990-an itu akan
membuat kendaraan tempur tersebut lebih tahan ledakan.
Namun
berdasarkan gambar yang didapat, nyatanya tank-tank tersebut tidak
hanya digunakan militer Turki untuk menggempur militan Negara Islam Irak
Suriah (ISIS). Kendaraan tempur lapis baja itu nyatanya juga digunakan
untuk pelebaran sayap operasi militer Turki terhadap militan YPG.