Jumat, 07 Oktober 2016

Negosiasi Pembebasan WNI Alot, RI Kerahkan Intel ke Filipina

 
Negosiasi Pembebasan WNI Alot, RI Kerahkan Intel ke Filipina  
Menurut Arrmanatha, kesulitan utama yang dihadapi selama negosiasi adalah meyakinkan pemerintah Filipina dan para sandera sendiri. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
 
Jakarta, CB -- Negosiasi pembebasan ABK asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan berlangsung alot. Pemerintah Indonesia mengerah semua sumber daya dalam pembebasan kedua WNI, termasuk koordinasi dengan intelijen.

"Pihak intelijen pun terus dikerahkan di Filipina Selatan. Harapannya kami bisa dapat hasil dalam waktu dekat," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, di Gedung Kemlu, Kamis (6/10).

Dua awak kapal bernama Robin Peter dan M Nasir masih dalam penyekapan Abu Sayyaf setelah kapal TB Chales milik PT Rusianto Bersaudara dibajak pada Juni lalu di perairan Filipina. Sebelumnya empat awak kapal tersebut berhasil dibebaskan.

Menurut Arrmanatha, kesulitan utama yang dihadapi selama negosiasi adalah meyakinkan pemerintah Filipina dan para sandera sendiri. Menteri Luar negeri Retno LP Marsudi terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas dan pihak lainnya di Filipina.

"Penyandera tidak mau membebaskan, jadi kami harus meyakinkan terus. Komunikasi terus dilakukan oleh pihak perusahaan dengan penyandera, Ibu Menteri juga melakukan komunikasi intensif dengan otoritas Filipina, baik dengan Menlu mau pun pihak lainnya di Filipina," ujar Arrmanatha.

Pemerintah, lanjut dia, belum bisa memastikan kapan pembebasan kedua WNI dapat dilakukan. Pasalnya, negosiasi-negosiasi pembebasan WNI tahanan Abu Sayyaf terdahulu memiliki dinamika yang berbeda.

Arrmanatha berujar, selama ini tidak ada pola serupa yang dapat dipakai dalam strategi pembebasan para sandera. Langkah-langkah pembebasan harus disesuikan dengan kondisi di lapangan.

"Harus lihat ke lapangan dan melihat langkah-langkah terbaik yang bisa kami lakukan apa. Tentu target utama kami adalah keselamatan para sandera," ucap Arrmanatha.



Credit  CNN Indonesia