LONDON
- Media Inggris, Sunday Times melaporkan bahwa rencana negara itu
meninggalkan Uni Eropa pada awal tahun bakal tertunda. Hal ini
disebabkan pemerintah Inggris dan departemen perdagangan internasional
tidak siap.
Sunday Times menurunkan laporan itu mengutip sejumlah sumber di London yang secara pribadi telah berbicara masalah tersebut dengan sejumlah menteri. Mereka mengatakan proses Brexit tertunda hingga menjelang akhir 2019.
Selain itu, media Inggris itu mencatat, sejumlah gelaran pemilu yang akan berlangsung di Prancis dan Jerman juga menjadi penyebab keterlambatan proses Brexit seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/8/2016).
Pada Rabu lalu, Perdana Menteri Inggris Theresa May menekankan bahwa ketentuan Pasal 50 untuk memulai proses keluarnya suatu negara dari Uni Eropa tidak akan diaktifkan sebelum akhir 2016 nanti. Memberlakukan Pasal 50 akan memulai negosiasi formal selama dua tahun antara Inggris dengan Uni Eropa sebelum Brexit.
Seperti diketahui pada 23 Juni lalu Inggris mengadakan referendum untuk memutuskan apakah negara itu bertahan atau meninggalkan Uni Eropa. Hasil akhir referendum menunjukkan 51,9 persen pemilih atau 17,4 juta orang memutuskan untuk mendukung Brexit. Sedangkan mereka yang menginginkan untuk tetap bertahan hanya sekitar 16,1 juta orang.
Sunday Times menurunkan laporan itu mengutip sejumlah sumber di London yang secara pribadi telah berbicara masalah tersebut dengan sejumlah menteri. Mereka mengatakan proses Brexit tertunda hingga menjelang akhir 2019.
Selain itu, media Inggris itu mencatat, sejumlah gelaran pemilu yang akan berlangsung di Prancis dan Jerman juga menjadi penyebab keterlambatan proses Brexit seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/8/2016).
Pada Rabu lalu, Perdana Menteri Inggris Theresa May menekankan bahwa ketentuan Pasal 50 untuk memulai proses keluarnya suatu negara dari Uni Eropa tidak akan diaktifkan sebelum akhir 2016 nanti. Memberlakukan Pasal 50 akan memulai negosiasi formal selama dua tahun antara Inggris dengan Uni Eropa sebelum Brexit.
Seperti diketahui pada 23 Juni lalu Inggris mengadakan referendum untuk memutuskan apakah negara itu bertahan atau meninggalkan Uni Eropa. Hasil akhir referendum menunjukkan 51,9 persen pemilih atau 17,4 juta orang memutuskan untuk mendukung Brexit. Sedangkan mereka yang menginginkan untuk tetap bertahan hanya sekitar 16,1 juta orang.
Credit Sindonews