BEIJING
- Angkatan Laut China menggelar latihan perang besar-besaran di Laut
China Timur. Manuver akbar Beijng ini melibatkan sekitar 300 kapal,
puluhan pesawat tempur dan banyak tentara.
Ratusan kapal yang
dikerahkan China ini berasal dari tiga armada, yakni armada Laut Timur,
Laut Utara dan Laut Selatan. Mereka mempraktikkan kemampuan baik ofensif
maupun defensive dari kekuatan Angkatan Laut China.
”Latihan
ini bertujuan untuk mengasah intensitas serangan, presisi, stabilitas
dan kecepatan pasukan di tengah pengaruh elektromagnetik berat,” bunyi
pernyataan Angkatan Laut yang dirilis hari Senin, seperti dikutip dari
China Times, Selasa (2/8/2016).
”Sebuah (latihan) perang
berbasis teknologi informasi di laut secara tiba-tiba, kejam dan
singkat, yang membutuhkan transisi cepat untuk perang, persiapan yang
cepat dan efisiensi serangan yang tinggi,” lanjut Angkatan Laut China.
Pasukan China yang terlibat latihan dibagi menjadi tim merah dan biru.
Kelompok merah mempraktikkan serangan bersama terhadap kelompok biru.
Sedangkan kelompok biru dituntut menggunakan rudal dan torpedo untuk
melakukan serangan balik terhadap musuh mereka.
Latihan secara
keseluruhan meliputi berbagai skenario tempur termasuk pengintaian,
peringatan dini, serangan presisi jarak jauh dan kemampuan pertahanan
udara dan rudal angkatan laut.
Kementerian Pertahanan China menyebut manuver ini sebagai “latihan rutin” dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.
Meski demikian, latihan perang berlangsung di saat situasi di kawasan
laut Asia sedang memanas, di mana China menolak putusan Pengadilan Tetap
Arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina atas sengketa maritim di
kawasan Laut China Selatan. Beijing anggap putusan yang keluar di Den
Haag 12 Juli 2016 lalu sebagai “sampah kertas”
Credit Sindonews