SYDNEY - Media China yang dikelola oleh negara, Global Times,
telah mengumbar ancaman keras terhadap Australia dalam editorialnya
terkait konflik Laut China Selatan. Media China ini bahkan menyebut
Australia sebagai target ideal atau empuk bagi Beijing karena dianggap
sebagai sekutu Amerika Serikat (AS) yang kekuatannya tidak nyata.
Ancaman itu muncul setelah Australia berani mendesak China untuk tunduk
pada putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) terkait sengketa kawasan
Laut China Selatan yang keluar 12 Juli 2016 di Den Haag. Seperti
diketahui, putusan PCA memenangkan gugatan Filipina atas China soal
sengketa “Nine-Dash Line” kawasan laut tersebut.
“Australia bahkan bukan 'macan kertas', itu hanya 'kucing kertas',” bunyi editorial Global Times.
Istilah ”macan kertas” mengacu pada sesuatu yang tampaknya menakutkan
tetapi tidak memiliki kekuatan nyata. Selain menyebut Australia jadi
target ideal, media itu juga menyerukan China untuk “balas dendam” atas
keberanian Australia untuk mendesak China mematuhi putusan PCA.
Dr Michael Clarke, Professor di National Security College, mengatakan kepada news.com.au,
Senin (1/8/2016), bahwa alasan media itu menyebut Australia jadi target
ideal Beijing, karena China memiliki perasaan agresif terhadap
Australia pada saat ini.
”Mereka benar-benar ‘neraka’ yang
bertekad menargetkan AS, dan mengatakan Australia ini adalah aktor
ekstra-regional yang tidak memiliki peran untuk bermain dalam hal ini,”
katanya.
Dengan kata lain, lanjut dia, China ingin Australia
untuk tidak mencampuri sengketa Laut China Selatan sama sekali. Clarke
mengatakan hasil Pemilu Presiden AS nanti bisa membuat perbedaan
dramatis untuk peran Australia dalam konflik Laut China Selatan.
Dr Adam Lockyer, seorang ahli keamanan dari Macquarie University, mengatakan kepada news.com.au bahwa hal terakhir yang Australia butuhkan adalah harus memilih antara China dan AS.
”Posisi Australia adalah kita tidak ingin memilih,” ujarnya. ”Segera
setelah kami terpaksa membuat pilihan, kita kehilangan. Prinsip
kebijakan luar negeri Australia adalah 'Jangan memilih antara AS dan
China’. Melakukan hal baik akan mempengaruhi keamanan atau perekonomian
kami . Atau keduanya,” sambung dia.
Credit Sindonews