Jumat, 02 Oktober 2015

Taliban Klaim Tembak Jatuh Pesawat Militer AS di Afghanistan


Taliban Klaim Tembak Jatuh Pesawat Militer AS di Afghanistan 
 Pesawat logistik militer Amerika Serikat jatuh di bandara Jalalabad, Afghanistan, menewaskan seluruh orang di dalamnya. (Dok. U.S. Air Force)
 
 
Jalalabad, CB -- Sebuah pesawat milik militer Amerika Serikat jatuh di lapangan terbang Jalalabad, Afghanistan, Jumat (2/10) tengah malam waktu setempat.


Sebelas orang tewas dalam kecelakaan ini menurut keterangan resmi militer, terdiri dari enam tentara AS dan lima kontraktor sipil yang dipekerjakan oleh koalisi pasukan internasional pimpinan AS di Afghanistan. Tiga orang staf bandara juga dilaporkan tewas dalam insiden itu.

Penyebab tragedi ini masih dalam penyelidikan. Petugas pertolongan pertama hadir saat kejadian. Juru bicara militer menolak memberi keterangan kemungkinan adanya yang tewas atau terluka di darat.

Juru bicara militan Taliban mengklaim menembak jatuh pesawat itu, namun militer Amerika Serikat mengatakan tidak ada laporan keberadaan musuh saat itu.

Pernyataan dari Sayap Ekspedisi Udara di Lapangan Udara Bagram menyebutnya "insiden", tanpa memberi detail lebih jauh.

Kecelakaan ini terjadi beberapa jam usai tentara Afghanistan merebut kembali kota utara Kunduz, Kamis kemarin, setelah tiga hari digenggam Taliban.

Kelompok pemberontak Taliban telah berusaha mengembalikan kekuatannya sejak digulingkan oleh intervensi pasukan asing pada 2001.

Angka kematian tentara Amerika Serikat di Afghanistan menurun drastis setelah menarik misi tempurnya tahun lalu, meski pasukan khusus dan pasukan udaranya masih terlibat dalam penggempuran Taliban di Kunduz pekan ini.

Tahun 2011, militan Taliban juga menembak jatuh helikopter Chinook milik Amerika Serikat, menewaskan 38 orang di dalamnya.

Klaim penembakan itu disampaikan juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, di akun Twitter-nya, "15 penjajah dan beberapa tentara budak tewas".

Kelompok pemberontak itu biasanya memang mengaku bertanggung jawab terhadap kecelakaan apapun yang dialami pasukan koalisi Amerika Serikat.

Credit CNN Indonesia