MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan
kekecewaannya setelah Amerika Serikat (AS) seolah-olah mencampuri urusan
Rusia dengan laporan yang menyebut militer Rusia muncul di Suriah untuk
membantu sekutunya, yakni Presiden Bashar al Assad.
Presiden Putin memberikan klarifikasi. Ia mengatakan bahwa militer Rusia ambil bagian untuk membantu rezim Assad melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Ini adalah masalah yang terpisah dan kita akan lihat apa yang terjadi sekarang. Katakanlah pesawat AS membuat serangan tertentu. Sejauh ini, efisiensi mereka belum terlihat sangat tinggi, namun terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita siap untuk melakukannya,” ujar Putin, seperti diberitakan Russia Today, Senin (7/9/2015).
”Kami memang menyediakan dukungan yang signifikan untuk Suriah, baik dalam bentuk peralatan, pelatihan personel, serta persenjataan. Kami menandatangani kontrak utama dengan Suriah sejak lima hingga tujuh tahun yang lalu, dan kami mematuhinya secara penuh,” lanjut Presiden Putin.
Laporan militer Rusia muncul di Suriah itu membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry prihatin. Menurutnya, jika laporan itu benar adanya, maka hal tersebut dapat memicu konfrontasi dengan pasukan koalisi yang dipimpinnya (Koalisi Internasional).
”Bantuan itu bisa meningkatkan konflik, menyebabkan kerugian yang lebih besar kepada mereka yang tidak bersalah, meningkatkan arus pengungsi dan berisiko menimbulkan konfrontasi,” demikian pernyataan Menlu Kerry.
Presiden Putin memberikan klarifikasi. Ia mengatakan bahwa militer Rusia ambil bagian untuk membantu rezim Assad melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Ini adalah masalah yang terpisah dan kita akan lihat apa yang terjadi sekarang. Katakanlah pesawat AS membuat serangan tertentu. Sejauh ini, efisiensi mereka belum terlihat sangat tinggi, namun terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita siap untuk melakukannya,” ujar Putin, seperti diberitakan Russia Today, Senin (7/9/2015).
”Kami memang menyediakan dukungan yang signifikan untuk Suriah, baik dalam bentuk peralatan, pelatihan personel, serta persenjataan. Kami menandatangani kontrak utama dengan Suriah sejak lima hingga tujuh tahun yang lalu, dan kami mematuhinya secara penuh,” lanjut Presiden Putin.
Laporan militer Rusia muncul di Suriah itu membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry prihatin. Menurutnya, jika laporan itu benar adanya, maka hal tersebut dapat memicu konfrontasi dengan pasukan koalisi yang dipimpinnya (Koalisi Internasional).
”Bantuan itu bisa meningkatkan konflik, menyebabkan kerugian yang lebih besar kepada mereka yang tidak bersalah, meningkatkan arus pengungsi dan berisiko menimbulkan konfrontasi,” demikian pernyataan Menlu Kerry.
Credit Okezone