Kamis, 16 April 2015

Jet Tempur China dan Rusia Acak-acak Langit Jepang


Jet Tempur China dan Rusia Acak acak Langit Jepang
Jet Tempur Jepang saat beraksi. Tokyo klaim jet tempur China dan Rusia sudah sering mengacak-acak langit Jepang. (Artileri.org)
 
 
TOKYO  (CB) - Angkatan Udara Jepang mengatakan, pesawat jet tempur Rusia dan China mengacak-acak langit atau wilayah udara Jepang. Bahkan manuver pesawat jet tempur dua negara besar itu disebut Jepang telah meningkat tajam sejak Perang Dingin tiga dekade silam.

Pesawat jet pembom Rusia disebut beraksi di langit utara, sedangkan pesawat jet tempur China bermanuver di wilayah udara selatan Jepang.

Angkatan Pertahanan Diri Jepang menyatakan, pada tahun ini sampai dengan 31 Maret, pesawat jet tempur Jepang tercatat melakukan aksi 944 kali untuk menghalau manuver pesawat jet tempur dua negara besar itu.

Angka itu meningkat 16 persen pada tahun lalu untuk periode yang sama. Itu adalah jumlah tertinggi kedua dari data yang dicatat sejak tahun 1958. ”Ini merupakan peningkatan yang tajam,” bunyi pernyataan Angkatan Pertahanan Diri Jepang (SDF) yang disampaikan seorang juru bicara, dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/4/2015).

SDF tidak merinci secara khusus manuver masing-masing dari mliter Rusia dan China di dekat wilayah pertahanan udara Jepang. Hanya saja, pesawat jet tempur China disebut lebih serang terbang melalui wilayah udara Jepang menuju Pasifik Barat.

Selama ini, Jepang dan China bersitegang soal klaim pulau di Laut China Timur. Sedangkan dengan Rusia, Jepang bersengketa pulau-pulau kecil di dekat Hokaido.

Sementara itu, Komandan Pasukan Amerika Serikat  di Pasifik, Laksamana Samuel Locklear, mengatakan aktivitas militer Rusia telah kembali seperti era Perang Dingin dalam beberapa bulan terakhir. Locklear mengatakan kepada Kongres AS bahwa kapal perang Rusia dikerahkan di kawasan Asia-Pasifik.

Sedangkan pesawat pembom dan pesawat patroli Rusia, lanjut dia, sering masuk ke wilayah udara Jepang di dekat Hokkaido dan empat pulau kecil yang diklaim oleh kedua negara.



Credit  SINDOnews