Mantan Presiden RI sekaligus Ketua Global
Green Growth Institute Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi pembicara
dalam Asia Africa Parliamentary Conference sebagai rangkaian KTT
Asia-Afrika, Di Komplek Parlemen Senayan, Kamis, 23 April 2015. (CNN
indonesia/Adhi Wicaksono)
Melalui akun @SBYudhoyono, Yudhoyono mengoreksi kesalahan data Presiden Jokowi yang mengatakan Indonesia masih pinjam uang ke IMF. "Berarti kita dianggap masih punya utang kepada IMF," tulis Yudhoyono di Twitter pukul 9.38 WIB.
Menurut Yudhoyono, pernyataan itu dikatakan Presiden Jokowi dan dimuat di harian Rakyat Merdeka pada 27 April 2015.
Yudhoyono melanjutkan, ketika pemerintahan dipimpin olehnya, Indonesia sudah melunasi utang sebesar US$ 9,1 miliar terhadap IMF pada 2006 atau empat tahun lebih cepat dari jadwal.
"Jika pernyataan Presiden Jokowi tsb tidak saya koreksi, rakyat bisa menuduh saya yg berbohong. Kebenaran bagi saya mutlak. *SBY*" tulisnya.
Ia pun menjelaskan tiga alasan penting yang mendasari percepatan pelunasan utang IMF itu. Totalnya da 13 kicauan Yudhoyono yang mengoreksi pernyataan tersebut, berikut kicauannya:
Credit CNN Indonesia
Istana Bantah Klaim Bebas Utang IMF Versi SBY
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Andi malah menyebut koreksi yang dibuat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa Indonesia telah terbebas dari utang IMF, tidak berdasarkan data utang luar negeri terbaru yang dikeluarkan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Di 2006 memang kita tidak memiliki utang dengan IMF tapi muncul lagi pada 2009. Besarnya US$ 3,09 miliar dan terus ada sampai hari ini berdasarkan data posisi utang luar negeri Indonesia menurut kreditor yang dikeluarkan Kementerian Keuangan,” ujar Andi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/4).
Dilihat dari waktu timbulnya kewajiban utang tersebut, Andi memastikan bukan Pemerintahan Jokowi yang menjadi debitur dari IMF. Secara teknis, Andi juga mengaku tidak tahu untuk apa pemerintah sebelumnya menarik utang dari IMF sebesar itu. Dia meminta awak media untuk menanyakannya kepada Kementerian Keuangan maupun Bank Indonesia.
“Kalau melihat datanya, per November 2014 jumlahnya turun sedikit menjadi US$ 2,9 miliar dan terakhir pada Februari 2015 masih tercatat US$ 2,8 miliar,” tegasnya.
Jokowi disebut Andi ingin pemerintah secepatnya melunasi utang ke IMF tersebut. Namun dari sisi neraca keuangan negara yang tertuang dalam APBN, pemerintah menurutnya perlu menjaga rasio utang terhadap PDB.
“Kita perlu jaga antara 20-24 persen, tidak lebih dari itu supaya tidak terlalu memberatkan,” kata Andi.
Pada 26 April lalu, Jokowi sempat mengungkapkan kegeramannya terhadap IMF yang gemar memberikan utang namun dengan syarat-syarat yang memberatkan.
“Kita masih pinjam dari sana. Saya berpandangan perlu dibuat tatanan keuangan global yang lebih baik yang memperhatikan negara miskin. Seharusnya lembaga keuangan itu memberi bantuan buat negara yang kurang, beri rangsangan untuk pertumbuhan ekonomi. Jangan malah memberatkan,” tegas Jokowi.
Pagi ini, SBY menyampaikan koreksinya lewat media sosial Twitter terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo terkait utang Indonesia di IMF.
Melalui akun @SBYudhoyono, SBY mengoreksi kesalahan data Jokowi yang mengatakan Indonesia masih pinjam uang ke IMF. "Berarti kita dianggap masih punya utang kepada IMF," tulis Yudhoyono di Twitter pukul 09.38 WIB.
SBY melanjutkan, ketika pemerintahan dipimpin olehnya, Indonesia sudah melunasi utang sebesar US$ 9,1 miliar terhadap IMF pada 2006 atau empat tahun lebih cepat dari jadwal.
"Jika pernyataan Presiden Jokowi tsb tidak saya koreksi, rakyat bisa menuduh saya yg berbohong. Kebenaran bagi saya mutlak. *SBY*" tulisnya dalam twitter.
Credit CNN Indonesia