Ratusan mobil dan puluhan bangunan dibakar
di kota Baltimore usai pemakaman seorang warga kulit hitam, kondisi di
kota itu tidak ubahnya seperti medan perang. (Reuters/Shannon Stapleton)
Berdasarkan data yang dihimpun CNN pada Selasa (28/4), polisi telah menangkap sedikitnya 200 orang. Sebanyak 144 kendaraan dan 15 bangunan dibakar dan dijarah. Penjarahan terjadi di banyak toko, seperti kedai minuman, apotek, mal dan tempat penyimpanan uang.
Massa masih melempari polisi dengan batu, botol dan apapun yang muat di genggaman tangan. Sedikitnya 15 polisi terluka, enam di antaranya cedera serius.
Sebanyak 500 pasukan Garda Nasional diturunkan ke Baltimore pada Selasa pagi waktu setempat, dan ratusan lainnya akan menyusul untuk mengendalikan situasi.
Walikota Baltimore Stephanie Rawling-Blake mengatakan bahwa kerusuhan ini telah mengubah kota tempat bekerja, bermain dan bersosialisasi itu sebagai medan pertempuran.
"Banyak orang yang menghabiskan beberapa generasi membangun kota ini dan kini dihancurkan oleh para berandalan," kata Walikota Blake.
Kerusuhan terjadi setelah pemakaman Freddie Gray, 25, awal pekan ini. Gray tewas pada 19 April di tahanan polisi, diduga akibat cedera pada syaraf tulang belakang. Pria kulit hitam ini disinyalir disiksa oleh aparat.
Peristiwa ini terjadi di tengah kemarahan warga AS atas pembunuhan oleh polisi terhadap warga kulit hitam, di antaranya Michael Brown di Ferguson, Eric Garner di New York dan Walter Scott di North Charleston.
Mencegah kerusuhan yang meluas, Walikota Blake menerapkan jam malam mulai dari pukul 22.00 hingga 05.00. Sementara itu pemerintah negara bagian Maryland menerapkan status darurat dan mengaktifkan Garda Nasional.
"Penjarahan hari ini dan tindak kekerasan di Baltimore tidak akan ditoleransi. Ada perbedaan yang signifikan antara pemrotes dan perusuh, mereka yang melakukan tindakan ini akan diadili sesuai hukum," ujar Gubernur Maryland Larry Hogan.
Credit CNN Indonesia