Kamis, 30 April 2015

Perubahan Paradigma Perang, TNI Bentuk Komando Operasi Khusus


Perubahan Paradigma Perang TNI Bentuk Komando Operasi Khusus
Panglima TNI Jenderal Moeldoko. (Dok. Sindo).
 
 
JAKARTA  (CB) - Indonesia tengah dihadapkan pada pergeseran dan perubahan paradigma perang dan paradigma operasi militer. Di era globalisasi ini, negara tidak lagi ditempatkan sebagai ancaman kedaulatan dan perdamaian bagi negara lain.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengingatkan perubahan bentuk ancaman itu mengharuskan adanya optimalisasi kemampuan prajurit TNI, termasuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan cara membentuk komando operasi khusus TNI.

"Ini sebagai bagian dari optimalisasi interoperability TNI, sekaligus sebagai kekuatan  standby force dalam penanggulangan terorisme," ujar dalamm sambutannya di peringatan HUT ke-63 Kopassus, di Lapangan Upacara Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (29/4/2015).

Menurutnya, keberadaan komando pasukan khusus TNI tidak mereduksi atau bahkan melikuidasi keberadaan Kopassus secara struktural. Kopassus, kata Moeldoko, tetap bagian dari pembinaan TNI Angkatan Darat.

"Dalam konteks peran dan tugas inilah, Kopassus menjadi unsur utama strategi dari komando operasi TNI," jelasnya.

Dia menambahkan, keberadaan Kopassus pada komando operasi pasukan khusus TNI direpresentasikan oleh satuan 81. Keberadaanya akan menjadi kekuatan trimatra terpadu bersama Detasemen Jalamangkara TNI Aangkatan Laut (AL) dan Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara (AU).

Ketiga kesatuan tersebut selanjutnya diformat dalam satuan tugas atau task force dengan paket rotasi periodeisasi penugasan. Sementara staf struktural permanen, kata Moeldoko, hanya pada tingkat komando operasi yang berkedudukan di bawah Mabes TNI.

"Inilah restrukturisasi TNI yang akan dilakukan ke depan. Saya berharap, Kopassus untuk terus mengembangkan kepemimpinan lapangan, serta menjaga soliditas dan loyalitas tinggi sebagai karakter prajurit komando pasukan khusus TNI," ucapnya.



Credit  SINDOnews