Rabu, 29 April 2015

Buyung Lalana Dilantik Menjadi Komandan Korps Marinir



Kepala Staf  TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi (tengah) memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Korps Marinir dari  Mayjen TNI (Mar) Ahmad Faridz Washington (kanan) kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana (kiri) di Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta, Selasa (28/4).
ANTARA FOTO/Muhammad AdimajaKepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi (tengah) memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Korps Marinir dari Mayjen TNI (Mar) Ahmad Faridz Washington (kanan) kepada Brigadir Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana (kiri) di Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta, Selasa (28/4).

JAKARTA, CB — Brigadir Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana dilantik menjadi Komandan Korps Marinir menggantikan Mayor Jenderal TNI (Mar) Ahmad Faridz Washington, Selasa (28/4), di Markas Brigade Infanteri 2 Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Buyung sebelumnya menjabat Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XI Merauke dan tercatat bertanggung jawab atas penangkapan kapal pencuri ikan MV Hai Fa asal Tiongkok.

Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi yang memimpin upacara serah terima jabatan tersebut mengingatkan, Korps Marinir selalu menjadi bagian penting dalam dinamika perjalanan bangsa. "Sesuai visi maritim, Korps Marinir sebagai bagian kekuatan TNI AL menjadi penting. Diperlukan komandan yang melakukan pembinaan profesi menghadapi ancaman faktual dan sesuai kebijakan pemerintah, sesuai visi Poros Maritim," katanya.
Ade mengatakan, Marinir adalah prajurit petarung yang religius dan humanis. Dia berharap kinerja Marinir semakin baik dari waktu ke waktu.
Dalam serah terima jabatan tersebut, KSAL memberikan ruang kreativitas dan performa organisasi dalam menghadapi tantangan tugas masa akan datang. Korps Marinir adalah bagian dari sistem kekuatan negara dengan kemampuan proyeksi kekuatan dari laut-darat sebagai pasukan pendarat dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dengan ciri khusus tersebut, jabatan Komandan Korps Marinir (Dankormar) adalah salah satu jabatan strategis TNI AL secara khusus dan TNI secara umum.
"Dankormar harus tanggung jawab dalam pembentukan karakter prajurit Marinir. Perwira yang ditunjuk menjadi Dankormar adalah yang terbaik dan teruji integritasnya. Perkembangan situasi tidak saja konflik Timteng, tetapi juga konflik Laut Tiongkok Selatan yang dapat memengaruhi keamanan global," ujar Ade Supandi.
Pembangunan kekuatan Korps Marinir menjadi sarana deterensi dalam persaingan kekuatan regional dan global. Isu global, seperti teroris, perompakan, serta imigran gelap dan narkoba, perlu disikapi kesiagaan satuan maritime operation dan ancaman teror di laut.
KSAL menyatakan, pihaknya berusaha membangun kekuatan Korps Marinir dengan persenjataan baru dan pemenuhan kekuatan minimum (minimum essential forces/MEF). Sampai tahun 2014 terdapat 54 tank BMP-3F baru, 15 kendaraan pendarat LVTP 7, penambahan roket multilaras, dan lain-lain sehingga mengimbangi perkembangan kekuatan militer.
Acara dibuka dengan masuknya ribuan pasukan pendarat Marinir dengan menumpang tank, tank amfibi pengangkut pasukan, sea raider, dan satuan artileri yang diselubungi tirai asap (smoke screen) diiringi tembakan meriam dengan peluru hampa. Setelah asap menghilang, tampak ribuan prajurit Marinir beserta perlengkapan tempur sudah berbaris rapi di lapangan upacara Brigade Infanteri-2 Marinir.
KSAL secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Ahmad Faridz Washington atas jasa-jasanya dalam membina Korps Marinir TNI AL. Selanjutnya, Ahmad Faridz Washington akan menjabat sebagai Asisten Intelijen Panglima TNI.


Credit  KOMPAS.com