Bangunan Gedung Putih. (Getty Images/Alex Wong)
Para hacker berhasil masuk ke sistem yang tidak terklasifikasi itu setelah membobol jaringan komputer Departemen Luar Negeri AS dengan metode pengelabuan.
Akan tetapi, pejabat senior itu mengatakan peretas tidak berhasil menembus server akun email pribadi yang dijaga ketat mengontrol lalu lintas pesan dari ponsel BlackBerry milik Obama, yang selalu ia dan ajudannya bawa ke mana pun.
Gedung Putih terus menerima serangan siber setiap hari. Tetapi serangan yang diduga dari Rusia ini dilakukan secara berkelanjutan dan punya target tertentu.
"Ini telah menjadi salah satu aktor paling canggih yang telah kita lihat," kata seorang pejabat senior AS kepada New York Times.
Awal bulan ini, pemerintah AS mengungkap upaya penyusupan dari peretas Rusia ke sistem yang tak terklasifikasi.
Diketahui bahwa para staf Gedung Putih menggunakan dua komputer untuk bekerja, satu komputer yang dijaga ketat dan datanya diklasifikan, dan ada komputer yang datanya tidak diklasifikasikan.
Meski tidak diklasifikasikan, pemerintah memandang data itu tetap berharga karena memuat informasi sensitif seperti jadwal kerja Obama atau isu-isu kebijakan.
Para peretas itu disebut bekerja untuk pemerintah Rusia tetapi tidak berhasil dalam mengakses setiap jaringan rahasia AS.
Serangan ini menandakan sistem keamanan tingkat tinggi yang diterapkan pemerintah AS masih bisa dibobol oleh pihak luar, dan mengancam pencurian data rahasia milik negara.
Credit CNN Indonesia