Kamis, 30 April 2015

Mencari Tahu Relief Prajurit Mirip Suku Maya di Candi Panataran di Blitar


Mencari Tahu Relief Prajurit Mirip Suku Maya di Candi Panataran di Blitar 
 
Jakarta  (CB) - Anda hobi traveling dan sejarah? Pasti tahu Candi Panataran di Blitar, Jawa Timur. Candi yang terletak di kaki Gunung Kelud itu banyak dikenal sebagai candi era Singosari yang dibangun abad ke 12. Namun yang membuat tanya, sejumlah relief di Candi Penataran menyimpan misteri.

Coba saja cari di google soal Candi Panataran, pasti yang keluar soal misteri relief-relief dan patung di candi itu yang dikaitkan dengan prajurit suku maya. Berbagai dugaan pun muncul, ada kaitan antara Suku Maya dengan Singosari dan Majapahit mulai dari peradaban hingga hubungan lainnya.

Belum lagi relief gambar perahu, hingga naga yang ada di Candi Panataran. Kemudian, dikaitkanlah dengan Candi Sukuh yang bentuknya bak kuil Suku Maya. Benarkah itu semua?

Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar menepis soal suku Maya dan aneka cerita-cerita liar seputar relief di Candi Panataran. Agus yang sudah menerbitkan sejumlah buku soal Majapahit termasuk Gajah Mada menjawab berbagai cerita-cerita itu.

"Relief di Candi Panataran ada yang pakai rumbai-rumbai mengingatkan orang pada hiasan orang di Amerika, tapi sebenarnya itu diibaratkan hiasan rambut tentara musuh. Itu kan ceritanya menggambarkan Krishna melawan pasukan musuh yang menculik kekasihnya," jelas Agus, Rabu (30/4/2015).

Agus kemudian menjelaskan, Candi Panataran itu mengalami banyak perubahan. Mulai dari abad ke 12 hingga kemudian mengalami renovasi di era Majapahit. Candi Panataran pun mengalami puncak kejayaannya di era Majapahit.

"Ini candi untuk kekuatan supernatural, selain ada dewa-dewa Hindu, juga ada Hyang yaitu dewa nenek moyang," tutur dia




Nah soal relief itu, Agus yang bertahun-tahun sudah meneliti candi-candi di era Majapahit membeberkan, kemungkinan para pemahat Jawa kuno terinspirasi dari tamu-tamu yang datang ke Majapahit dari Nusantara. Majapahit saat itu sudah menjadi pusat kekuasaan di Nusantara dan banyak mendapat kunjungan dari berbagai utusan.

Jadi soal relief dan perahu besar itu dipengaruhi juga dengan budaya di Nusantara. Misalnya saja suku Dayak di Kalimantan juga memakai rumbai.

"Pemahat Jawa Kuno dipengaruhi dengan budaya nusantara di masa Majapahit. Pasukan di relief itu menunjukkan tentara dari seberang laut," urai Agus.

 

Agus menilai berlebihan bila mengaitkan relief di Candi Penataran dengan prajurit suku Maya yang ada di Benua Amerika.

"Semua harus ada data ilmiah, ada tidak catatan pernah berhubungan dengan Majapahit? Di Suku Maya saja tidak ada catatan. Jadi begini, di bawah udara tropis, bisa saja ada kesamaan relasi budaya. Contoh misalnya anak panah, semua bangsa sama bentuknya seperti itu. Jadi ini namanya inovasi, kreativitas para pemikir lokal," urainya.

"Begitu juga yang katanya di relief ada helm mirip tentara Turki atau Persia, itu kan bentuknya seperti mahkota. Bangsa kita sudah punya budaya itu, sedang soal gambar naga itu karena pengaruh India. Naga di Indonesia itu dekat dengan pengaruh India," tutupnya.


Credit  DetikNews