Kamis, 06 Oktober 2016

Bangun Kilang Tuban, Pertamina dan Rosneft Bikin Perusahaan Patungan


Bangun Kilang Tuban, Pertamina dan Rosneft Bikin Perusahaan Patungan
Ilustrasi (Foto: Grandyos Zafna)


Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan BUMN perminyakan Rusia, Rosneft, resmi mengumumkan penandatanganan perjanjian untuk membentuk Joint Venture Company (JVC) alias 'perusahaan patungan' untuk mengerjakan proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Dalam perjanjian yang diteken kedua perusahaan, Pertamina memiliki 55 persen kepemilikan di JVC, sedangkan Rosneft 45 persen.

Saat ini proyek Kilang Tuban sedang dalam tahap basic feasibility studies (BFS). Final Investment Decision (FID) untuk proyek ini akan dibuat setelah melalui BFS, basic engineering design (BED), dan front end engineering design (FEED). Rencananya, kapasitas produksi GRR Tuban akan mencapai 15 Metrik Ton Annual (MTA).

Selain perjanjian pembentukan JVC untuk proyek GRR Tuban itu, Pertamina dan Rosneft juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama pengembangan aset hulu migas offshore maupun onshore di Rusia.

Terkait perjanjian ini, CEO Rosneft, Igor Sechin, mengatakan bahwa kerja sama dengan Pertamina tidak hanya menguntungkan kedua perusahaan, tapi sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia.

"Saya sangat yakin bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan bagi kedua perusahaan, tapi juga kedua negara," kata Igor dalam keterangan tertulis kepada media, Rabu (5/10/2016).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa kerja sama dengan Rosneft ini merupakan bagian dari misi Pertamina mengamankan kebutuhan energi bagi Indonesia.

"Kami berkomitmen mengamankan dan mendiversifikasi pasokan energi bagi negara. Kerja sama kami dengan Rosneft adalah langkah strategis untuk mengimplementasikan komitmen tersebut," ujar Dwi.

"Kerja sama ini juga akan mempercepat Pertamina mencapai target mengoperasikan aset hulu migas di luar negeri. Kami yakin ini akan membawa keuntungan positif bagi Indonesia dan Rusia di masa mendatang," tutupnya.



Credit  detikFinance