WASHINGTON
- Citra satelit memperlihatkan Korea Utara (Korut) mulai bekerja untuk
membangun kapal selam yang lebih besar dari pada yang ada saat ini. Para
analis menduga, kapal selam terbaru milik Korut itu nantinya akan
memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal balistik yang dikembangkan
Pyongyang.
Foto yang diambil dari satelit komersil pada bulan September menunjukkan sejumlah komponen yang digunakan untuk membangun kapal selam. Menurut situs 38North, yang dioperasionalkan oleh US-Korea Institute di Johns Hopkins University, komponen itu ditimbun di Galangan Kapal Sinpo South.
"Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa progran ini untuk kapal pembawa rudal balistik yang tengah dikembangkan, kehadiran komponen dengan diameter 10 meter melingkar di luar aula fabrikasi yang direnovasi di fasilitas ini mungkin dimaksudkan sebagai konstruksi jig atau komponen lambung bertekanan udara untuk kapal selam baru," bunyi laporan yang dirilis North38 seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (5/10/2016).
Sebagian besar kapal selam Korut dibangaun di Galangan Kapal Sinpo South. Jika komponen ini untuk generasi baru kapal selam, maka kapal selam tersebut akan lebih dari kapal selam rudal balistik kelas Gorae yang lebarnya sekitar 23 kaki yang telah digunakan dalam tes peluncuran rudal balistik terakhir.
Dalam uji coba peluncuran terakhir rudal balistik menggunakan kapal selam (SLBM atau Submarine Launched Ballistic Missile) pada akhir Agustus lalu, rudal balistik Korut terbang lebih dari 300 mil sebelem jatuh ke laut Jepang.
"Ada banyak alasan strategis mengapa Korut mencari kemampuan SLBM. Daripada mengandalkan situs tetap yang dapat dideteksi oleh intelijen elektronik atau manusia, kapal selam memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk menjelajah dan menjadi tidak terdeteksi," kata Lance Gatling, seorang analis pertahanan dan presiden Tokyo Nexial Research Inc.
"Jika mereka hanya membangun kapal selam konvensional yang lebih besar, dipersenjatai dengan torpedo, maka tidak ada yang akan khawatir. Tapi kemampuan mereka untuk miniaturise hulu ledak nuklir dan menempatkan hulu ledak pada rudal yang dapat diluncurkan dari kapal selam merupakan langkah maju yang signifikan dan mengkhawatirkan dalam kemampuan strategis mereka," terang Gatling.
Foto yang diambil dari satelit komersil pada bulan September menunjukkan sejumlah komponen yang digunakan untuk membangun kapal selam. Menurut situs 38North, yang dioperasionalkan oleh US-Korea Institute di Johns Hopkins University, komponen itu ditimbun di Galangan Kapal Sinpo South.
"Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa progran ini untuk kapal pembawa rudal balistik yang tengah dikembangkan, kehadiran komponen dengan diameter 10 meter melingkar di luar aula fabrikasi yang direnovasi di fasilitas ini mungkin dimaksudkan sebagai konstruksi jig atau komponen lambung bertekanan udara untuk kapal selam baru," bunyi laporan yang dirilis North38 seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (5/10/2016).
Sebagian besar kapal selam Korut dibangaun di Galangan Kapal Sinpo South. Jika komponen ini untuk generasi baru kapal selam, maka kapal selam tersebut akan lebih dari kapal selam rudal balistik kelas Gorae yang lebarnya sekitar 23 kaki yang telah digunakan dalam tes peluncuran rudal balistik terakhir.
Dalam uji coba peluncuran terakhir rudal balistik menggunakan kapal selam (SLBM atau Submarine Launched Ballistic Missile) pada akhir Agustus lalu, rudal balistik Korut terbang lebih dari 300 mil sebelem jatuh ke laut Jepang.
"Ada banyak alasan strategis mengapa Korut mencari kemampuan SLBM. Daripada mengandalkan situs tetap yang dapat dideteksi oleh intelijen elektronik atau manusia, kapal selam memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk menjelajah dan menjadi tidak terdeteksi," kata Lance Gatling, seorang analis pertahanan dan presiden Tokyo Nexial Research Inc.
"Jika mereka hanya membangun kapal selam konvensional yang lebih besar, dipersenjatai dengan torpedo, maka tidak ada yang akan khawatir. Tapi kemampuan mereka untuk miniaturise hulu ledak nuklir dan menempatkan hulu ledak pada rudal yang dapat diluncurkan dari kapal selam merupakan langkah maju yang signifikan dan mengkhawatirkan dalam kemampuan strategis mereka," terang Gatling.
Credit Sindonews