Jumat, 29 Juli 2016

Jong-un Dijatuhkan Sanksi, Korut Sebut AS Deklarasikan Perang

 
Jong un Dijatuhkan Sanksi Korut Sebut AS Deklarasikan Perang
Kebijakan AS memasukan pemimpin Korut, Kim Jong-un dalam daftar sanksi pelanggaran HAM menuai reaksi keras dari Pyongyang. | (Istimewa)

PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menyatakan Amerika Serikat (AS) telah menyebrangi 'garis batas' dalam mengambil tindakan terhadap pemimpinnya atas pelanggaran hak asasi manusia. Dengan memasukan Kim Jong-un dalam dalam daftar sanksi, Pyongyang menilai, Washington telah mendeklarasikan perang.

"Pemerintahan Obama telah melangkah terlalu jauh atas kelancangannya menantang martabat tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dalam rangka menyingkirkan posisi yang tidak menguntungkan selama pertarungan politik dan militer dengan DPRK," kata Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Korut, Han Song-ryol.

"AS telah melintasi garis batas dalam memamerkan kekuasaannya dihadapan kami. Kami menganggap kutukan terhadap kejahatan ini sebagai deklarasi perang," katanya lagi seperti dikutip dari Sky News, Jumat (29/7/2016).

Sebelumnya, AS menuduh diktator muda Korut itu telah melakukan pelanggaran HAM secara meluas, yang telah membuat negara komunis itu terisolasi di antara negara-negara yang paling represif di dunia. Selain Jong-un ada 10 pejabat Korut yang masuk dalam daftar hitam sanksi tersebut.

 
"Dengan melakukan jenis tindakan kejam dan memusuhi DPRK, AS telah menyatakan perang terhadap DPRK. Jadi kami tindakan kami mempertahankan diri dapat dibenarkan untuk menghadapi aksi yang sangat keras. Kami siap untuk perang dan kami semua siap untuk damai," Song-ryol.

Korut juga bereaksi keras atas rencana latihan perang AS dan Korea Selatan (Korsel) yang akan dihelat bulan Agustus mendatang. Korut menyatakan bahwa latihan perang tersebut dirancang untuk mempersiapkan pasukan untuk menginvasi Pyongyang dan bertujuan untuk membunuh pemimpinnya.

"Jika AS memaksa orang-orang melakukan latihan perang dalam skala besar seperti bulang Agustus, maka situasi yang disebabkan oleh hal itu akan menjadi tanggung jawab dari AS," tukasnya




Credit  Sindonews



Rezim Kim Jong-un: AS Nyatakan Perang terhadap Korut!

 
Rezim Kim Jong un AS Nyatakan Perang terhadap Korut
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. | (Sky News)
 
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) menganggap Pemerintah Amerika Serikat sudah menyatakan perang karena menjadikan Kim Jong-un sebagai target yang dikenai sanksi.  Pyongyang menyatakan AS dan Korut kini beurusan di bawah “hukum perang”.

Pyongyang marah setelah AS memasukkan nama pemimpin Korut, Kim Jong-un, dalam daftar hitam yang harus dijatuhi sanksi.


Washington telah menuduh diktator muda itu telah mengawasi pelanggaran hak asasi manusia secara luas, yang telah membuat Korut terisolasi di antara negara-negara paling represif di dunia.


Sebagai tanggapan, Korut memutuskan jalur resmi komunikasi dengan AS. “Pemerintahan Obama melangkah jauh dengan kelancangan untuk menantang martabat tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dalam rangka untuk menyingkirkan posisi yang tidak menguntungkan selama pertarungan politik dan militer dengan DPRK,” kata pejabat Kementerian Luar Negeri Korut, Han Song- ryol.


”AS telah melintasi garis merah kami. Kami menganggap kejahatan tingkat tiga, mengutuk ini sebagai pernyataan perang,” lanjut Han, seperti dikutip Sky News, Jumat (29/7/2016).


Sanksi yang dikenakan terhadap Kim Jong-un antara lain membekukan aset-asetnya yang diduga ada di AS dan mencegah Kim Jong-un melakukan bisnis dengan warga AS.


Sepuluh pejabat tinggi Korut juga masuk daftar hitam sanksi AS atas tuduhan melakukan pelanggaran HAM.


“Dengan melakukan jenis tindakan kejam dan memusuhi DPRK, AS telah menyatakan perang terhadap DPRK,” ujar Han.


”Jadi pembelaan diri kami benar dan tindakan dibenarkan untuk menanggapi dengan cara yang sangat keras. Kami semua siap untuk perang, dan kami semua siap untuk perdamaian,” lanjut Han.


”Jika AS memaksa orang-orang latihan (perang) skala besar pada bulan Agustus, maka situasi yang disebabkan oleh itu akan menjadi tanggung jawab dari AS.”







Credit  Sindonews