WARSAWA, CB -
Sebuah penelitian terbaru memperkirakan, Rusia bisa menginvasi Polandia
dalam semalam dan dengan mudah menggulung negara-negara NATO lainnya.
"Bahkan jika saat ini Moskwa tidak memiliki niat untuk memerangi NATO secara langsung, hal ini bisa berubah dalam semalam dan serangan bisa terjadi sangat cepat karena sudah lama direncanakan," demikian peringatan dari laporan Atlantic Council.
"Rusia memiliki kemampuan besar untuk melakukan serangan semacam itu," lanjut studi tersebut.
Atlantic Council, lembaga "think-tank" yang berbasis di AS tersebut melanjutkan, waktu serangan Rusia itu memang tak bisa diprediksi.
Namun, Rusia bisa menyerang dengan cepat saat NATO dan AS disibukkan oleh "krisis lain" atau sebagai reaksi atas aktivitas NATO yang dipersepsikan salah.
Laporan berjudul "Arming for Detterence" itu juga mengklaim bahwa NATO akan sangat lambat dalam merespon serangan Rusia ke Polandia.
Sehingga, militer Polandia harus mampu menahan pasukan penyerbu itu dan membuat kerusakan cukup berarti untuk memberi cukup waktu bagi pasukan pendukung tiba di negeri itu.
"Jumlah pasukan NATO yang ada di kawasan itu tak cukup banyak untuk melakukan hal itu," masih menurut laporan tersebut.
Laporan itu juga memberikan sejumlah saran yang harus dilakukan untuk menghadapi Rusia, antara lain modernisasi persenjataan, insentif bagi warga usia "militer" agar tidak meninggalkan negaranya untuk mencari pekerjaan.
Polandia bergabung dengan NATO pada 1999, satu dekade setelah ambruknya negara-negara komunis Eropa Timur dukungan Moskwa.
Selama ini, Warsama sangat kritis mengecam aksi Rusia di Ukraina dan berulang kali meminta agar NATO meningkatkan kehadiran di Polandia.
NATO menegaskan komitmennya untuk menyiagakan empat batalion tempur di Eropa Timur menyusul aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea pada 2014.
"Bahkan jika saat ini Moskwa tidak memiliki niat untuk memerangi NATO secara langsung, hal ini bisa berubah dalam semalam dan serangan bisa terjadi sangat cepat karena sudah lama direncanakan," demikian peringatan dari laporan Atlantic Council.
"Rusia memiliki kemampuan besar untuk melakukan serangan semacam itu," lanjut studi tersebut.
Atlantic Council, lembaga "think-tank" yang berbasis di AS tersebut melanjutkan, waktu serangan Rusia itu memang tak bisa diprediksi.
Namun, Rusia bisa menyerang dengan cepat saat NATO dan AS disibukkan oleh "krisis lain" atau sebagai reaksi atas aktivitas NATO yang dipersepsikan salah.
Laporan berjudul "Arming for Detterence" itu juga mengklaim bahwa NATO akan sangat lambat dalam merespon serangan Rusia ke Polandia.
Sehingga, militer Polandia harus mampu menahan pasukan penyerbu itu dan membuat kerusakan cukup berarti untuk memberi cukup waktu bagi pasukan pendukung tiba di negeri itu.
"Jumlah pasukan NATO yang ada di kawasan itu tak cukup banyak untuk melakukan hal itu," masih menurut laporan tersebut.
Laporan itu juga memberikan sejumlah saran yang harus dilakukan untuk menghadapi Rusia, antara lain modernisasi persenjataan, insentif bagi warga usia "militer" agar tidak meninggalkan negaranya untuk mencari pekerjaan.
Polandia bergabung dengan NATO pada 1999, satu dekade setelah ambruknya negara-negara komunis Eropa Timur dukungan Moskwa.
Selama ini, Warsama sangat kritis mengecam aksi Rusia di Ukraina dan berulang kali meminta agar NATO meningkatkan kehadiran di Polandia.
NATO menegaskan komitmennya untuk menyiagakan empat batalion tempur di Eropa Timur menyusul aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea pada 2014.
Credit KOMPAS.com