Rabu, 27 Juli 2016

Pengakuan Jenderal Turki yang Diculik Paksa Kelompok Kudeta


 Dua dari beberapa tentara pro-kudeta Turki yang kabur ke Yunani dibawa ke pengadilan di Alexandroupoli, Yunani.
Dua dari beberapa tentara pro-kudeta Turki yang kabur ke Yunani dibawa ke pengadilan di Alexandroupoli, Yunani.
 
CB,  ANKARA -- Jenderal Turki mengungkapkan bagaimana situasi saat ia diculik kelompok prokudeta pada 15 Juli malam. Kepala Staf Jenderal Huluni Akar mengatakan, ia diminta berbicara dengan Fethullah Gulen yang berbasis di AS.

"Hakan Evrim (komandan pangkalan militer) mengatakan, ia bisa berbicara dengan Fethullah Gulen yang disebutnya sebagai 'opinion leader'," ujar Akar, Senin. "Tapi saya menolaknya."

Akar yakin,  mereka yang terlibat dalam kudeta adalah dari kelompok Fethullah Terrorist  Organization (FETO). "Saya rasa organisasi mereka akan melakukan gebrakan setelah pertemuan Dewan Tertinggi Militer pada Agustus yang telah kita siapkan."

Akar melanjutkan, organisasi teror itu sepertinya telah meramalkan hasil pertemuan itu. Mereka kemudian berupaya mengudeta dengan melakukan pengeboman gedung parlemen serta kantor keamanan dan membunuh warga sipil serta menyerang saudara mereka di kesatuan.

Akar mengecam kudeta terhadap pemerintahan dan menyebutnya sebagai catatan hitam dalam sejarah Turki. Terutama di saat pasukan keamanan Turki mulai berhasi melawan organisasi pemberontak Kurdi (PKK).

"Saat malam kudeta, saya melihat pengkhianat kehilangan semangat. Pertama gambar yang menunjukkan mereka menyerah di Jembatan Bosphorus, dan presiden kita berbicara di Bandara Ataturk yang menghancurkan harapan mereka."
Dalam pengakuan enam halaman di pengadilan, Akar mengatakan, sekitar pukul 21.00 pada malam kudeta, Mayor Jenderal Disli memasuki ruangannya dan mengatakan, "Tuan, operasi telah dimulai, kami akan membawa semua orang, brigade dan tentara dalam perjalanan."

Akar mengaku saat pertama ia tak mengerti apa yang di maskud Disli. Ia mungkin berbicara tentang pesawat. Namun kemudian Akar tersadar jika yang dimasuk Disli adalah kudeta. "Apa yang kamu katakan! Apakah kamu gila, jangan pernah pikirkan tentang itu."

Akar memperingatkan Disli agar mengakhiri upaya kudeta itu tanpa perlu ada jatuh korban jiwa. "Saya tidak bisa meyakinkannya," katanya. "Setelah Disli keluar ruangan saya melihat Letnan Serdar, Sersan Abdullah dan Letnan Kolonel Levent."

Cerita tak berhenti di sini. Tiga tentara masuk ke ruangan akar dan menahan serta mengikatnya. Setelah mengancam akan membuat, tentara itu membawanya ke Pangkalan Akinci, barat daya Ankara. Di sana ia dipaksa membaca manifesto kudeta. "Ketika mereka membaca manifesto, saya hanya mendengar sinis tanpa ada ketertarikan," ujar Akar.

Pejabat senior lain yang menolak untuk berpartisipasi dalam kudeta juga ditahan.  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, sebanyak 12.165 orang telah ditahan terkait dengan kudeta. Mereka yang ditahan 8.838 tentara, 2.101 hakim dan jaksa, 1.485 polisi, 52 otoritas lokal serta 689 warga sipil.

Secara terpisah Turki memerintahkan penahanan terhadap 42 jurnalis sebagai bagian dari pembersihan pascakudeta, Senin (25/7).












Credit  REPUBLIKA.CO.ID