Jumat, 29 Juli 2016

Arcandra Tahar: Orang Padang yang Sekolah ke AS dan Pulang Jadi Menteri

 
Arcandra Tahar: Orang Padang yang Sekolah ke AS dan Pulang Jadi Menteri Foto: Maikel Jefriando
Jakarta -Ancandra Tahar ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan Sudirman Said. Arcandra adalah orang asli Padang, Sumatera Barat, yang sekolah dan bekerja di Amerika Serikat (AS), kemudian kembali ke Indonesia menjadi menteri.

Dalam satu sesi bincang-bincang dengan media, Arcandra bicara panjang lebar soal perjalanan hidupnya. Pria ini lahir pada 10 Oktober 1970 di Padang, Sumatera Barat dan memiliki cerita menarik soal nama.

Arcandra mengaku, orang sering salah menulis namanya. Biasanya antara huruf Arcandra maupun Tahar diselipkan huruf h, menjadi Archandra Thahar.

Oleh keluarga, nama panggilannya adalah Ar. Bagi teman kecil, ia dipanggil Candra dan ketika di AS namanya berubah menjadi Mr Tahar.

"Jadi umumnya dipanggil Candra," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/7/2016).



Singkat cerita, Arcandra sekolah ke AS pada 1996, setelah menyelesaikan strata 1 (S1) Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1994. Lalu melanjutkan program studi S2 dan S3 di Universitas Texas pada bidang ocean engineering.

"Ini susah diterjemahkan, katanya jurusan ini (ocean engineering) biasanya di Indonesia berhubungan dengan biota laut dan ikan. Tapi ocean engineering belajar mendesain platform anjungan lepas pantai, baik di laut dangkal atau laut dalam. Tidak ada hubungan dengan ikan," jelasnya.

Masa sekolah selesai, Arcandra mencoba mengais sedikit rezeki dengan bekerja pada beberapa perusahaan di AS. Niatnya hanya sebentar, agar ada tambahan pengalaman. Ia pun menyebut satu nama sebagai guru, yaitu Edward Horton.

Bagi Arcandra, Horton merupakan ahli teknik kelautan terbaik di dunia. Khususnya untuk pengeboran minyak dan gas pada lepas pantai. "Dia berhasil menciptakan platform yang berhasil digunakan di banyak negara di dunia," imbuhnya.

Niat yang tadinya sebentar itu kemudian berubah menjadi cukup lama, yaitu 20 tahun. Sampai akhirnya Arcandra ditemukan oleh Jokowi dalam sebuah kesempatan. Keduanya membahas masalah perminyakan di Indonesia.

Jokowi, kata Arcandra, menginginkan agar Indonesia mampu menciptakan kedaulatan energi secepat mungkin. Dari hal itu kemudian bergerak menjadi kedaulatan negara ke depannya.



"Di situ saya berinteraksi dengan Presiden dan akhirnya jadilah saya dalam posisi. Ini. Alhamdulillah ini jalannya, tentu yang namanya takdir ada yang mengatur," jelas Arcandra.

Terkait jabatan menteri, Arcandra menilai hanyalah posisi sementara. Kemarin dilantik, bukan tidak mungkin esok hari bisa diganti. Paling penting adalah menjalankan segala hal dengan sebaik-baiknya.

"Jabatan menteri itu bisa hilang sekarang, mungkin sore ini mungkin besok," tutupnya.



Credit  detikfinance