WASHINGTON
- Sebuah laporan terbaru merinci bagaimana jet tempur generasi kelima
Amerika Serikat (AS), F-35, akan menang perang melawan China di masa
depan. Laporan ini berasal dari Mitchell Institute for Aerospace Studies
yang ditulis oleh Mayor Jenderal Jeff Harrigian dan Kolonel Max Marosko
dari AS.
Laporan ini dimulai dengan gambaran luas dari
kemampuan jet tempur siluman generasi kelima AS dan peran mereka dalam
pertempuran udara di masa depan, dan diakhiri dengan hipotetis perang
tahun 2026 melawan musuh yang tidak disebutkan namanya, setelah
meningkatnya ketegangan di wilayah kunci di luar negeri.
Meski
nama musuh AS tak disebut, namun lokasi yang ditunjuk dalam skenario
itu adalah di Pasifik Barat, di mana saingan utama AS di wilayah itu
adalah China yang memiliki radar dan rudal canggih yang jadi tantangan
utama struktur kekuatan Angkatan Udara AS.
Laporan itu, seperti dikutip Business Insider, Rabu
(27/7/2016), menggambarkan skenario yang berlangsung sepuluh tahun ke
depan, di mana jet tempur F-35 dan F-22 bekerja mulus untuk membantu
pesawat AS lainnya melalui datalink.
Dalam pembukaan
skenario konflik, para pejabat Angkatan Udara menyatakan bahwa AS akan
mengirim jet tempur F-35 dan F-22-nya ke berbagai pangkalan di Pasifik.
Langkah itu dengan memanfaatkan jaringan AS yang luas dari pangkalan dan
sekutunya dengan beberapa pesawat tempur yang berharga.
Langkah tersebut diklaim bisa menyangkal kemampuan China untuk
mendaratkan ”pukulan KO” terhadap kekuatan AS. Alasannya, jet-jet
tempur AS tetap ditempatkan di pangkalan yang lebih besar, dengan
menyajikan target yang lebih menarik.
Pesawat jet tempur
siluman generasi kelima AS pada saat ini mampu menemukan lapangan udara
sendiri, tanpa bantuan dari pengendali lalu lintas udara. Kecanggihan
ini memungkinkan kekuatan AS akan lebih menyebar untuk menyajikan
wilayah yang sebelumnya kurang ditargetkan.
Selain itu, cara
AS memenangkan perang adalah mengandalkan sekutu regional seperti
Australia, yang juga memiliki jet tempur F-35. Dengan jet tempur canggih
itu, sekutu Washington bisa dengan cepat dapat mengisi bahan bakar
pesawat tempur AS dalam keadaan darurat.
Para pejabat AS dalam
laporan itu menyatakan, dengan kekuatan tambal sulam di Pasifik untuk
unit F-35 dan F-22, China tentu akan berusaha untuk memanfaatkan
kemampuan perang elektronik mereka yang mengesankan.
Namun,
para pejabat AS itu berpendapat bahwa jet tempur generasi kelima tetap
akan menghadapi cuaca buruk, termasuk badai. Meski demikian, pesawat
generasi kelima AS dengan jaringan multi-sensor spektral yang maksimal
tetap mampu mendeteksi pesawat musuh yang jadi sasaran.
Sementara itu, pesawat tempur AS lain seperti F-16, F-18 dan F-15 dalam
situasi tempur seperti itu, mampu memberikan lapisan pertahanan yang
lebih dekat ke daratan posisi AS. Ketika China mengandalkan kemampuan
rudal tangguh yang usianya lebih tua, pesawat-pesawat jet tempur andalan
AS, seperti F-35, F-22, B-2, dan B-21 akan melakukan pekerjaan mereka.
Jet tempur generasi kelima AS diklaim bisa memancing China untuk menghabiskan suplai rudal balistiknya.
Pentagon belum mengkonfirmasi laporan analisa militernya itu. China juga belum merespons.
Credit Sindonews