Selasa, 26 Juli 2016

China Minta AS Dukung Perundingan LCS dengan Filipina

 
China Minta AS Dukung Perundingan LCS dengan Filipina  
Wang mengatakan kepada Kerry bahwa China dan negara-negara ASEAN sudah sepakat untuk menyelesaikan masalah sengketa Laut China Selatan dengan jalan 
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, telah meminta Menlu Amerika Serikat, John Kerry, agar Washington mendukung pembicaraan lanjutan antara Beijing dan Filipina mengenai sengketa Laut China Selatan pasca putusan pengadilan arbitrase awal bulan ini.

Keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang dirilis pada 12 Juli lalu itu menyatakan bahwa klaim China yang mencapai 90 persen di Laut China Selatan tidak memiliki dasar.

Dengan demikian, Filipina yang merupakan sekutu AS dianggap memenangkan pengadilan. Namun, China tak mengakui pengadilan itu dan menganggap keputusan yang diambil tidak sah.

Saat bertemu dalam Forum Regional ASEAN di Laos pada Senin (25/7), Wang mengatakan kepada Kerry bahwa China dan negara-negara ASEAN sudah sepakat untuk menyelesaikan masalah sengketa Laut China Selatan dengan jalan "yang benar" yaitu pembicaraan langsung dengan semua pihak yang berkaitan.

"[China] berharap AS mendukung langkah tegas untuk mendukung pembicaraan lanjutan antara China dan Filipina dan mendukung upaya China dan ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," ujar Wang seperti dikutip Reuters.

Selama ini, China menyalahkan AS karena ikut campur dan memihak dalam masalah Laut China Selatan, mulai dari menerjunkan kapal perang ke perairan sengketa, hingga melakukan patroli bersama Filipina. Namun, AS menampik tuduhan tersebut.

AS bersama Australia dan Jepang pun melansir pernyataan bersama, menyerukan "Penentangan kuat terhadap setiap aksi unilateral koersif" di Laut China Selatan dan meminta China dan Filipina untuk mematuhi keputusan pengadilan arbitrase yang mengikat secara hukum.

Menanggapi pernyataan tersebut, Wang meminta Jepang untuk tidak ikut campur karena Tokyo bukan merupakan pihak yang turut bersengketa dalam masalah LCS.

Sengketa teritorial ini diajukan oleh Filipina ke Pengadilan Arbitrase Permanen untuk menantang klaim China yang mencapai hampir 90 persen perairan Laut China Selatan, salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia dengan nilai perdagangan mencapai US$5 triliun per tahun.

Klaim China ditandai dengan sembilan garis putus-putus, atau nine-dashed line, meliputi ratusan pulau, terumbu karang dan wilayah perairan yang tumpang-tindih dengan Filipina, Taiwan, Malaysia, Brunei, dan Vietnam.



Credit  CNN Indonesia