Foto: Dok. Reuters
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/7/2016), pembelian ini difasilitasi oleh perusahaan pembiayaan, China Aircraft Leasing Group (CALC).
Selanjutnya CALC menyerahkan penggunaannya kepada sebuah maskapai asal Indonesia yang tak mau disebut namanya.
Pesawat yang bisa membawa 78-90 penumpang sekali jalan ini, akan dikirim secara bertahap ke Indonesia hingga 5 tahun ke depan.
Produsen pesawat ARJ-21 merupakan BUMN Negeri Tirai Bambu bernama Comac. Comac sendiri juga akan membuat pusat perawatan dan kantor layanan penjualan di Indonesia sebagai bagian kesepakatan.
Sedangkan CALC sebagai perusahaan leasing pesawat, telah memiliki 70 unit pesawat Airbus dan Boeing, serta telah memesan 103 pesawat Airbus yang akan tiba secara bertahap sampai 2022.
Kesepakatan ini ditargetkan mampu memperkenalkan ARJ-21 ke dunia.
ARJ-21 bukanlah pesawat tunggal dalam industri penerbangan, khususnya pesawat jet penumpang berukuran kecil. Terdapat produsen pesawat dunia yang telah lebih dulu meluncurkan pesawat sejenis yakni Embraer SA (Brasil), Bombardier Inc (Kanada), Sukhoi Superjet (Rusia).
ARJ-21 sampai saat ini telah dipesan sebanyak 300 Unit, mayoritas untuk memenuhi kebutuhan penerbangan domestik di China. General Electric sendiri digandeng oleh produsen untuk memasok 2 mesin jet.
Meski telah mengantongi ratusan pesanan, ARJ-21 ternyata belum mengantongi sertifikasi dari regulator penerbangan dunia seperti asal Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administration (FAA). Artinya hnya maskapai di China dan maskapai asing yang mengakui sertifikasi lokal, yang nantinya akan menerbangkan pesawat ini.
Seperti diketahui, ARJ-21 merupakan pesawat penumpang jenis regional jet. Pesawat ini diproduksi oleh COMAC, dengan melibatkan perancang dari AVIC I Commercial Aircraft Company dan Antonov.
Pesawat ini pertama kali melakukan terbang perdana ( first flight) pada 28 November 2008, selanjutnya 8 tahun kemudian baru melakukan terbang komersial untuk pertama kalinya pada 28 Juni 2016.
China sendiri sedang gencar memposisikan diri sebagai produsen pesawat komersial dunia, di antaranya, China mengembangkan pesawat jet kelas narrow body bernama C919. Harapannya, pesawat ini mampu menandingi dominasi pesawat Boeing 737 series dan Airbus 320 series. Tak berhenti di situ, China bersama Rusia sedang membangun pesawat penumpang berbadan lebar (wide body).
Credit detikfinance