Rabu, 20 Juli 2016

Korut Klaim Tes Rudal sebagai Simulasi Serangan ke Korsel

 
Korut Klaim Tes Rudal sebagai Simulasi Serangan ke Korsel  
Hanya ada sedikit bukti yang kuat untuk memastikan apakah Korea Utara telah berhasil mengembangkan hulu ledak nuklir untuk rudal. (Reuters/KCNA)
 
Jakarta, CB -- Korea Utara menyatakan telah melakukan uji coba rudal balistik yang merupakan simulasi serangan pencegahan menargetkan pelabuhan Korea Selatan dan pangkalan udara yang digunakan oleh militer Amerika Serikat. Pernyataan Korut ini diduga merujuk pada peluncuran tiga rudal balistik pada awal pekan ini.

Menurut laporan kantor berita resmi Korut, KCNA, pada Rabu (20/7) pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengawasi sendiri uji coba yang berhasil menguji simulasi ledakan dari hulu ledak nuklir yang dipasang di rudal.

Laporan KCNA itu tidak memberikan rincian soal tanggal uji coba rudal, seperti umumnya laporan di media ini. Surat kabar resmi Partai Pekerja Korea yang berkuasa, Rodong Sinmun, memuat foto Kim dengan ajudan militernya, nampaknya tengah mengamati uji coba rudal balistik.

Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik yang terbang setinggi 500 km hingga 600 km ke arah laut lepas pantai timur, menurut laporan militer Korea Selatan.

Uji coba itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan merupakan aksi provokatif terbaru yang dilakukan oleh negara yang terisolasi setelah serangkaian uji coba senjata nuklir.

"Latihan ini dilakukan dengan membatasi lapangan tembak di bawah kondisi simulasi serangan pencegahan terhadap pelabuhan dan lapangan udara di panggung operasional Korea Selatan, di mana peralatan perang nuklir kaum imperialis AS akan diluncurkan," bunyi laporan KCNA.

"Dan sekali lagi, [uji coba ini] memeriksa fitur operasional dari hulu ledak nuklir yang dipasang di roket balistik di ketinggian yang ditunjuk di atas area target," tulis KCNA.

Yang Uk, seorang peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Forum dan penasihat kebijakan untuk angkatan laut Korea Selatan, menyatakan hanya ada sedikit bukti yang kuat untuk memastikan apakah Korea Utara telah berhasil mengembangkan hulu ledak nuklir untuk rudal.

"Tapi ini menjadi pengingat bahwa mereka terus melakukan pengembangan hulu ledak nuklir, dan hal itu sendiri merupakan peningkatan risiko bagi kami," kata Yang menambahkan.

Peluncuran rudal Korut pada Selasa dipandang sebagai salah satu upaya Korut unjuk kekuatan, sepekan setelah Korsel dan AS memilih lokasi pengerahan sistem pertahanan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defence untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara.

Korea Utara bersumpah akan melakukan "respon fisik" terkait tindakan Korsel dan AS itu.

Korut dan Korsel secara teknis hingga kini masih berperang, karena Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.



Credit  CNN Indonesia