LJUBLJANA, CB –
Wakil Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO),
Alexander Vershbow, Selasa (10/5/2016), mengungkapkan kekhawatirannya
terhadap Inggris.
Kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa setelah penentuan pendapat rakyat pada 23 Juni mendatang, menurut Vershbow, menjadi kekhawatiran NATO.
“Dari sudut pandang NATO, memiliki Uni Eropa yang kuat dan bersatu, yang menjadi satu mitra berkemapuan, mungkin lebih penting pada saat ini ketimbang di masa-masa sebelumnya,” kata Vershbow di Ljubljana, Slovenia.
“Segala sesuatu yang akan mengganggu kesatuan Uni Eropa akan menjadi perhatian NATO. Inggris adalah pemeran militer dan politik sangat penting dalam NATO. Saya berharap tetap demikian pada masa depan,” ujarnya
Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Senin (9/5/2016), mengatakan tentang masalah keamanan negara dengan tetap berada dalam Uni Eropa.
Cameron mengatakan, Inggris memerlukan Uni Eropa untuk melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan menangkis Rusia baru ‘yang gemar berperang”.
Dua kampanye telah membelah publik di Inggris antara ‘keluar’ dan ‘tetap di dalam’ Uni Eropa. Mereka mencoba untuk menemukan argumen yang beresonansi dengan para pemilih.
Menurut sebuah jajak pendapat, pemberian suara pada referendum pada 23 Juni tampaknya berimbang.
Salah satu kotoh yang mengampanyekan Inggris keluar dari Uni Eropa adalah Boris Johnson, selama ia masih sebagai Wali Kota London, yang kini telah digantikan oleh Sadiq Khan dari Partai Buruh.
Johnson sendiri berasal dari kubu Konservatif, partainya David Cameron. Namun, dalam hal sikapnya terkait status Inggris dengan Uni Eropa, ia berseberangan dengan Cameron.
Kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa setelah penentuan pendapat rakyat pada 23 Juni mendatang, menurut Vershbow, menjadi kekhawatiran NATO.
“Dari sudut pandang NATO, memiliki Uni Eropa yang kuat dan bersatu, yang menjadi satu mitra berkemapuan, mungkin lebih penting pada saat ini ketimbang di masa-masa sebelumnya,” kata Vershbow di Ljubljana, Slovenia.
“Segala sesuatu yang akan mengganggu kesatuan Uni Eropa akan menjadi perhatian NATO. Inggris adalah pemeran militer dan politik sangat penting dalam NATO. Saya berharap tetap demikian pada masa depan,” ujarnya
Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Senin (9/5/2016), mengatakan tentang masalah keamanan negara dengan tetap berada dalam Uni Eropa.
Cameron mengatakan, Inggris memerlukan Uni Eropa untuk melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan menangkis Rusia baru ‘yang gemar berperang”.
Dua kampanye telah membelah publik di Inggris antara ‘keluar’ dan ‘tetap di dalam’ Uni Eropa. Mereka mencoba untuk menemukan argumen yang beresonansi dengan para pemilih.
Menurut sebuah jajak pendapat, pemberian suara pada referendum pada 23 Juni tampaknya berimbang.
Salah satu kotoh yang mengampanyekan Inggris keluar dari Uni Eropa adalah Boris Johnson, selama ia masih sebagai Wali Kota London, yang kini telah digantikan oleh Sadiq Khan dari Partai Buruh.
Johnson sendiri berasal dari kubu Konservatif, partainya David Cameron. Namun, dalam hal sikapnya terkait status Inggris dengan Uni Eropa, ia berseberangan dengan Cameron.
Credit KOMPAS.com