Kamis, 03 September 2015

'Tiga I' Jadi Roh Pertemuan KTT G20 di Turki


'Tiga I' Jadi Roh Pertemuan KTT G20 di Turki  
Juru bicara G20, Ayse Sinirlioglu, memaparkan tiga agenda inti dalam KTT G20 di Ankara, Turki, Rabu (2/9).
 
Ankara, CB -- KTT G20 akan segera diselenggarakan di Turki pada pertengahan November mendatang. Tiga agenda inti yang disebut sebagai "tiga I" akan menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan 20 negara berkembang tersebut.

Sherpa untuk Turki, julukan untuk juru bicara G20, Ayse Sinirlioglu mengatakan bahwa tiga mata yang merupakan roh KTT G20 di Kota Antalya itu adalah inklusivitas, implementasi dan investasi. Ketiga hal ini merupakan formulasi Turki untuk G20 yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian global, tidak hanya negara anggota, tetapi juga negara-negara berpenghasilan rendah atau LIDCs.

Untuk inklusivitas, kata Sinirlioglu, fokus kemajuan akan ditekankan pada tingkat nasional dan internasional. Di tingkat nasional, contohnya, perbaikan kebijakan domestik untuk memastikan perkembangan yang inklusif atau mencakup wilayah luas. Sementara di tingkat internasional, keputusan dalam KTT nanti diharapkan menguntungkan juga buat negara non-G20 dan membangun dialog global yang lebih baik.

Di antara yang termasuk dalam cakupan ini, salah satunya, adalah keamanan makanan, terutama cara mengatasi 1,3 miliar ton pangan terbuang atau tersia-siakan setiap tahunnya.

"Untuk mengatasi hal ini, pada 2 Mei lalu Menteri Pertanian G20 telah memberikan bantuan makanan pada 2 miliar orang. Sekarang kita tinggal membuat kerangka teknis untuk mengatasi makanan yang disia-siakan," kata Sinirlioglu di Ankara, Rabu (2/8).

Untuk inklusivitas ini juga, G20 akan mengadakan pertemuan antar menteri energi membahas akses energi untuk semua. Sinirlioglu mengatakan seperlima dari seluruh negara di dunia kesulitan energi. Pertemuan G20 kali ini akan membahas ketersediaan energi untuk negara-negara Sub Sahara.

"Di Sub Sahara, dari 930 juta populasinya, ada 650 juta yang tidak memiliki akses dengan energi," katanya melanjutkan.

Dalam agenda implementasi, G20 berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersama hingga 2,1 persen dalam lima tahun ke depan. Angka itu akan memberikan tambahan US$2 triliun pada perekonomian dunia, atau setara dengan nilai perekonomian India.


"Untuk pertama kalinya nanti akan dibuat mekanisme pengawasan implementasi berupa laporan akuntabilitas yang mencatat kemajuan yang diperoleh, ini jadi batu loncatan yang baik," kata Sinirlioglu.

Implementasi juga mencakup berbagai hal, seperti Rencana Aksi Anti-Korupsi dan Efisiensi Energi hingga 25 persen target wanita bekerja di tahun 2025.

Sedangkan untuk agenda investasi adalah mencari cara untuk menarik para investor jangka panjang, meningkatkan kemitraan pemerintah-swasta, meningkatkan akses pembiayaan usaha kecil dan menengah atau UKM dan meningkatkan kerangka investasi publik.

Salah satu sektor yang juga menjadi fokus utama dalam G20 nanti adalah mempersempit celah kesenjangan infrastuktur antara negara berkembang dan LIDCs.

"Ini adalah strategi investasi yang ambisius," kata Sinirgioglu melanjutkan.

KTT G20 tahun ini akan digelar di Antalya, kota barat daya Turki, pada 15-16 November 2015.

Negara anggota G20 adalah Indonesia, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

KTT G20 pertama kali dimulai pada 1999 sebagai pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank sentral usai krisis keuangan Asia. Tahun 2008, KTT yang dihadiri para kepala negara G20 digelar untuk pertma kalinya di Washington, AS.

KTT di Antalya akan menjadi yang kesepuluh yang dihadiri para kepala negara. Kepresidenan G20 dilakukan bergilir. Presiden G20 sebelumnya adalah Australia, dan tahun depan adalah China.
Credit  CNN Indonesia