Kantor berita Rusia, Itar-Tass, pada Kamis (3/9/2015) melaporkan bahwa 39 orang di bawah 33 entri telah dimasukkan dalam daftar yang akan terkena sanksi baru AS. Daftar itu telah diterbitkan pada Rabu 2 September.
Puluhan entri itu termasuk entitas dari Rusia, Ukraina, Krimea, Rumania, Finlandia, Siprus, Swiss dan Inggris. Perbedaan antara jumlah orang dan jumlah entri terjadi, karena satu orang terdaftar di tiga lokasi dan dua lainnya terdaftar di dua lokasi.
“Biro Perindustridan dan Keamanan Departemen Perdagangan AS mengambil tindakan ini, untuk memastikan kemanjuran sanksi yang ada di Federasi Rusia,” demikian pernyataan laporan tersebut.
Wall Street Journal melaporkan bahwa hampir 200 orang Rusia, tokoh separatis pro-Rusia di Ukraina Timur, dan perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan Rusia telah jadi target sanksi AS dan Uni Eropa sejak krisis Ukraina memanas.
Tujuan penjatuhan sanksi itu supaya Rusia menggunakan pengaruhnya untuk menekan separatis di Ukraina Timur untuk menjalankan gencatan senjata sesuai perjanjian damai yang disepakati di Minsk.
Kendati sanksi AS selama ini tidak mempengaruhi Presiden Rusia, Vladimir Putin, namun menteri utamanya, yakni Valentina Matviyenko tidak diizinkan untuk menghadiri forum di New York karena terkena pembatasan visa.
Credit Okezone