Salah satu robot pintar yang bisa berubah bentuk (dok.J-Deite)
Ironis memang. Di sisi lain kehadiran robot dapat membantu pekerjaan manusia, tapi di sisi lain kehadirannya jga mengancam nilai sumber daya manusia. Kian hari, kian banyak robot dan kecerdasan buatan yang menggantikan peran masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
|
Fenomena populernya penggunaan tenaga mesin memicu kecemasan di kalangan masyarakat. Semakin berkurangnya nilai jual tenaga manusia, semakin sedikit pula penghasilan yang diterima manusia dan rasa percaya diri yang dimiliki.
Namun, minimnya lapangan pekerjaan bukan berarti manusia tidak dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat.
Manusia merupakan mahluk kreatif yang telah menciptakan dan menemukan banyak inovasi-inovasi baru. Mesin-mesin ciptaan manusia seperti pesawat, komputer, dan telepon seluler membuktikan bahwa kreativitas yang dimiliki manusia merupakan suatu aset yang tidak dapat tergantikan, baik oleh mesin sekalipun.
|
Lalu, apa hubungan kehilangan pekerjaan dengan kreativitas manusia?
Kehilangan pekerjaan membuka peluang dan kesempatan baru bagi manusia untuk menemukan hal-hal menarik dan menantang lainnya untuk dilakukan. Dikutip dari situs ZDNET, kemerosotan ekonomi seringkali menjadi awal dari terlahirnya inovasi-inovasi baru. Perusahaan teknologi seperti Apple, Google, Microsoft, dan Facebook contohnya yang terlahir pada saat terjadinya resesi.
Orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap secara otomatis memiliki semakin banyak waktu luang untuk digunakan. Dan pada saat menghabiskan waktu luang tersebut lah seringkali muncul ide-ide yang memprakasai inovasi-inovasi baru.
Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia dan waktu senggang yang cukup selalu mengawali munculnya penemuan-penemuan baru. Manusia tidak akan pernah benar-benar kehilangan pekerjaan mengingat masih banyak hal-hal di luar sana yang dapat dikembangkan.
Credit CNN Indonesia