Kamis, 20 Agustus 2015

Meski Tak Langgar Resolusi PBB, Penjualan S-300 Tetap Dikecam

AS menyatakan kekhawatiran akan penjualan sistem rudal s-300 oleh Rusia kepada Iran. (Foto: Reuters)
AS menyatakan kekhawatiran akan penjualan sistem rudal s-300 oleh Rusia kepada Iran. (Foto: Reuters)

WASHINGTON (CB) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menegaskan keberatannya mengenai penjualan sistem rudal S-300 Rusia kepada Iran.

Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa penjualan sistem pertahanan misil S-300 oleh Rusia kepada Iran tidak melanggar resolusi PBB ataupun kesepakatan nuklir yang telah dicapai. Meski begitu, AS menuduh Iran telah melakukan aktivitas berbahaya dan mendukung terorisme di Timur Tengah yang menimbulkan kekhawatiran S-300 akan digunakan untuk keperluan lain selain pertahanan.
“Kesepakatan nuklir adalah masalah yang berbeda dengan kecemasan kami akan aktivitas berbahaya Iran di wilayah Timur Tengah,” kata Kirby, sebagaimana dilansir Sputnik, Rabu (19/8/2015).

Pada April 2015, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang mengizinkan penjualan sistem rudal S-300 kepada Iran yang membatalkan peraturan sebelumnya yang ditandatangani oleh presiden sebelumnya yakni Dmitry Medvedev yang menghentikan pengiriman S-300.

Perjanjian penjualan sistem rudal S-300 telah dilakukan kedua negara sejak 2007. Rusia setuju menjual sistem misil itu dengan harga USD900 juta. Namun setelah turunnya resolusi PBB yang menjatuhkan sanksi pada Iran terkait program nuklir pada Juni 2010, Presiden Medvedev memutuskan membatalkan perjanjian itu. Akibatnya, Iran menuntut ganti rugi sebesar USD4 miliar kepada Rusia melalui Pengadilan Arbitrase Jenewa.


Credit  Okezone