ALEPPO
- Sebanyak 15 dokter tersisa di Aleppo, Suriah, menandatangani surat
pilu yang ditujukan pada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Dalam surat itu, mereka mendesak Obama datang ke Aleppo untuk membantu
250 ribu orang yang terkepung di Aleppo timur.
Belasan dokter ini
mendesak Gedung Putih untuk membuka “garis hidup” permanen ke Aleppo.
”Kami tidak perlu tangisan atau simpati atau bahkan doa, kami perlu
tindakan Anda. Buktikan bahwa Anda adalah teman Suriah,” bunyi surat
petisi 15 dokter di Aleppo untuk Presiden Obama.
Menurut mereka,
jika serangan terhadap perusahaan medis terus meningkat, maka tidak akan
ada rumah sakit yang tersisa di kota Aleppo dalam sebulan.
Surat
untuk Obama ini muncul setelah Pemerintah Rusia mengumumkan gencatan
senjata harian tiga jam untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan sampai di
Aleppo.
Menurut surat pilu untuk Obama, para dokter mengatakan
bahwa sejak pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar Suiah al-Assad
dimulai, mereka telah menyaksikan pasien yang tak terhitung jumlahnya.
Para
dokter menambahkan bahwa meskipun mereka telah bersumpah untuk membantu
mereka yang terjebak di Aleppo, Presiden AS harus melakukan tugasnya
juga.
”Selama lima tahun, dunia telah berdiri dan mengatakan
bagaimana 'rumitnya' Suriah, saat melakukan sedikit untuk melindungi
kita,” bunyi surat para dokter Aleppo tersebut, seperti dikutip Guardian, Kamis (11/8/2016).
Mereka
mendesak Obama untuk bertindak sekarang guna menghentikan bom yang
terus jatuh di kota dan memastikan bahwa warga Aleppo tidak terkepung
lagi.
”Apa paling sakit bagi kita, seperti dokter, adalah memilih
siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati. Anak-anak kadang-kadang
dibawa ke ruang gawat darurat kami, terluka begitu buruk, kita harus
memprioritaskan mereka dengan peluang yang lebih baik, atau tidak karena
tak memiliki peralatan untuk membantu mereka,” bunyi lanjutan surat
tersebut.
“Dua minggu lalu, empat bayi yang baru lahir
terengah-engah mati lemas setelah ledakan memotong pasokan oksigen ke
inkubator mereka. Terengah-engah, hidup mereka berakhir sebelum mereka
benar-benar memulai (hidup di dunia).”
Credit Sindonews