Jumat, 12 Agustus 2016

Surat Pilu 15 Dokter Tersisa di Aleppo untuk Obama

 
Surat Pilu 15 Dokter Tersisa di Aleppo untuk Obama
Presiden Amerika Serikat Barack Obama. | (Reuters)
 
ALEPPO - Sebanyak 15 dokter tersisa di Aleppo, Suriah, menandatangani surat pilu yang ditujukan pada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Dalam surat itu, mereka mendesak Obama datang ke Aleppo untuk membantu 250 ribu orang yang terkepung di Aleppo timur.

Belasan dokter ini mendesak Gedung Putih untuk membuka “garis hidup” permanen ke Aleppo. ”Kami  tidak perlu tangisan atau simpati atau bahkan doa, kami perlu tindakan Anda. Buktikan bahwa Anda adalah teman Suriah,” bunyi surat petisi 15 dokter di Aleppo untuk Presiden Obama.

Menurut mereka, jika serangan terhadap perusahaan medis terus meningkat, maka tidak akan ada rumah sakit yang tersisa di kota Aleppo dalam sebulan.

Surat untuk Obama ini muncul setelah Pemerintah Rusia mengumumkan gencatan senjata harian tiga jam untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan sampai di Aleppo.

Menurut surat pilu untuk Obama, para dokter mengatakan bahwa sejak pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar Suiah al-Assad dimulai, mereka telah menyaksikan pasien yang tak terhitung jumlahnya.

Para dokter menambahkan bahwa meskipun mereka telah bersumpah untuk membantu mereka yang terjebak di Aleppo, Presiden AS harus melakukan tugasnya juga.

”Selama lima tahun, dunia telah berdiri dan mengatakan bagaimana 'rumitnya' Suriah, saat melakukan sedikit untuk melindungi kita,” bunyi surat para dokter Aleppo tersebut, seperti dikutip Guardian, Kamis (11/8/2016).

Mereka mendesak Obama untuk bertindak sekarang guna menghentikan bom yang terus jatuh di kota dan memastikan bahwa warga Aleppo tidak terkepung lagi.

”Apa paling sakit bagi kita, seperti dokter, adalah memilih siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati. Anak-anak kadang-kadang dibawa ke ruang gawat darurat kami, terluka begitu buruk, kita harus memprioritaskan mereka dengan peluang yang lebih baik, atau tidak karena tak memiliki peralatan untuk membantu mereka,” bunyi lanjutan surat tersebut.

“Dua minggu lalu, empat bayi yang baru lahir terengah-engah mati lemas setelah ledakan memotong pasokan oksigen ke inkubator mereka. Terengah-engah, hidup mereka berakhir sebelum mereka benar-benar memulai (hidup di dunia).”




Credit  Sindonews