WASHINGTON
- China dikabarkan telah membuat rudal balistik dan rudal jelajah jarak
menengah. Hal ini menimbulkan ancaman bagi Guam, pulau Pasifik
strategis yang menjadi pusat dari poros militer Amerika Serikat (AS) ke
Asia.
Menurut laporan Komisi Keamanan dan Ulasan Ekonomi China-AS, enam rudal berbeda milik China yang mampu mencapai pangkalan militer AS saat ini dalam tahap akhir pembuatan. Rudal itu termasuk rudal DF-26, yang dipamerkan selama parade militer baru-baru ini. Rudal ini bahkan dijuluki Guam Killer, karena dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir dan konvensional.
"DF-26 adalah rudal IRBM konvesional pertama China dan rudal balistik konvensional pertama yang dipersenjatai yang mampu mencapai Guam," kata laporan itu. Laporan itu juga mencatat, dimasukkannya rudal tersebut dalam parade militer di Beijing pada September 2015.
"Hal itu menunjukkan kemungkinan akan dikerahkan sebagai senjata operasional," kata laporan itu dikutip dari Washington Free Beacon, Rabu (11/5/2016).
Terkait hal ini, jubir Pentagon Bill Urban mengatakan, Departemen Pertahanan terus memantau modernisasi dan program rudal militer China. "Potensi ancaman terus diperhitungkan dalam perencanaan pertahanan dan investasi kemampuan," katanya. Ia juga menambahkan, laporan terbaru Pentagon terhadap militer China mencatat upaya Beijing untuk menargetkan Guam dengan rudal.
Publikasi laporan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS-China di Laut China Selatan. Pada hari Selasa kemarin, Pentagon mengumumkan bahwa kapal perusak AS melakukan pelayaran ke Laut China Selatan. Kapal AS, USS William P. Lawrence, berlayar dalam waktu 12 mil dari pulau yang disengketakan diduduki oleh China di Laut China Selatan yang berujung kecaman dari China.
Menurut laporan Komisi Keamanan dan Ulasan Ekonomi China-AS, enam rudal berbeda milik China yang mampu mencapai pangkalan militer AS saat ini dalam tahap akhir pembuatan. Rudal itu termasuk rudal DF-26, yang dipamerkan selama parade militer baru-baru ini. Rudal ini bahkan dijuluki Guam Killer, karena dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir dan konvensional.
"DF-26 adalah rudal IRBM konvesional pertama China dan rudal balistik konvensional pertama yang dipersenjatai yang mampu mencapai Guam," kata laporan itu. Laporan itu juga mencatat, dimasukkannya rudal tersebut dalam parade militer di Beijing pada September 2015.
"Hal itu menunjukkan kemungkinan akan dikerahkan sebagai senjata operasional," kata laporan itu dikutip dari Washington Free Beacon, Rabu (11/5/2016).
Terkait hal ini, jubir Pentagon Bill Urban mengatakan, Departemen Pertahanan terus memantau modernisasi dan program rudal militer China. "Potensi ancaman terus diperhitungkan dalam perencanaan pertahanan dan investasi kemampuan," katanya. Ia juga menambahkan, laporan terbaru Pentagon terhadap militer China mencatat upaya Beijing untuk menargetkan Guam dengan rudal.
Publikasi laporan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS-China di Laut China Selatan. Pada hari Selasa kemarin, Pentagon mengumumkan bahwa kapal perusak AS melakukan pelayaran ke Laut China Selatan. Kapal AS, USS William P. Lawrence, berlayar dalam waktu 12 mil dari pulau yang disengketakan diduduki oleh China di Laut China Selatan yang berujung kecaman dari China.
Credit Sindonews