Linkoping, Swedia (CB) - Pesawat tempur di lini produksi terkini Saab Swedia, JAS39 Gripen NG, diluncurkan di hadapan publik kedirgantaraan dunia, di hanggar produksinya di Linkoping, Swedia, Rabu waktu setempat.
Peluncuran JAS39 Gripen NG
ini menandai babak baru penguasaan dan inovasi teknologi sekaligus
filosofi pertahanan udara terpadu dari pabrikan pesawat terbang Swedia
ini.
Dengan upacara dan prosesi yang megah, wujud akhir JAS39 Gripen NG akhirnya bisa dilihat secara langsung oleh publik di tempat di mana dia dirancang dan diproduksi.
Sejak beberapa bulan lalu, kabar peluncuran JAS39 Gripen NG ini telah diutarakan secara resmi oleh manajemen pusat Saab dari kantor pusatnya, di Stockholm. Sampai saat ini, JAS39 Gripen C/D
menjadi tulang punggung pertahanan udara nasional Swedia, negara di
lingkar Nordik yang berbatasan dengan Rusia namun tidak menjadi anggota
NATO itu.
“Ini
adalah peristiwa sangat bersejarah, bagaimana Saab mengubah konsep air
power menjadi lebih canggih dan semakin bisa diandalkan,” kata Kepala
Saab Aeronautics, Ulf Nielsen, dalam pidato pembukaan sebelum JAS39 Gripen NG bernomor seri 39-8 ini diperlihatkan kepada publik.
Ratusan
undangan utama juga hadir, yaitu para perwakilan resmi, duta besar, dan
kepala staf angkatan udara negara-negara pengguna JAS39 Gripen
ataupun negara-negara potensial pengguna pesawat tempur yang masuk dalam
kelas pesawat tempur multi misi ini. Juga ratusan jurnalis dari
berbagai media massa spesialis kedirgantaraan dari penjuru dunia.
Prosesi peluncuran perdana (roll out) JAS39 Gripen NG
itu dilakukan layaknya pagelaran seni teater megah, yang menggabungkan
teknologi layar lebar dan 3D terkini yang kaya akan permainan cahaya
sehingga menghadirkan sensasi seolah hadirin turut di samping bersama
JAS39 Gripen NG saat dia mengudara di angkasa.
Untuk
sementara, hanggar produksi diubah menjadi semacam theater dengan kursi
yang disusun sedemikian rupa laiknya susunan kursi di bioskop, dengan
tata suara yang seimbang dan melingkar (surround).
Tidak
cukup itu, tirai hitam dan putih menjadi layar proyeksi lingkungan dan
atmosfer yang ingin dibangun, menunjukkan sifat azazi pesawat tempur
yang merajai angkasa. Ini juga yang ingin ditunjukkan pada publik bahwa
sejatinya pesawat tempur harus lebih banyak mengudara mengawal negara
pengguna ketimbang di hanggar.
Sebelum
upacara itu, digelar makan siang penghormatan hadirin sekaligus
pengantar dari pemilik Saab, Markus Wallenberg. Keluarga Wallenberg
merupakan pemilik tunggal Saab, yang memberi sumbangan besar dalam
perekonomian negara kerajaan di Skandinavia itu.
Di dalam perancangan JAS39 Gripen NG, yang dikatakan berbeda sangat jauh ketimbang seri sebelumnya, JAS39 Gripen C/D walau tampak luar seolah sama, Saab menerapkan konsep menyeimbangkan keperluan pengguna.
Dalam
penjabarannya, hal itu bisa dikupas dalam aspek keamanan nasional,
pertumbuhan ekonomi, manajemen siklus penggunaan, sistem misi yang
unggul, keandalan operasional, dan efesiensi pembiayaan.
“Bahkan
negara yang memiliki uang banyak, di antaranya Amerika Serikat, juga
mengeluhkan pemangkasan anggaran pertahanan mereka. Ini menandakan bahwa
masalah anggaran sangat serius untuk dipertimbangkan,” kata Wakil CEO
Saab, Lennart Lindahl, di sela peluncuran JAS39 Gripen NG itu.
Secara fisik, JAS39 Gripen NG sangat mirip dengan JAS39 Gripen C/D,
yang menjadi pendahulunya. Akan tetapi, ada perubahan, di antaranya
dimensi panjangnya bertambah sekitar 30 centimeter (menjadi 15,2 meter),
lebar sayap di titik terluar bertambah 20 centimeter (menjadi 8,6
meter), dan bobot maksimal lepas landas menjadi 16.400 kilogram dari
semula 14.000 kilogram pada JAS39 Gripen C/D.
JAS39 Gripen NG juga dikenal sebagai JAS39 Gripen E/F. Akan tetapi, kodifikasi NG alias Next Generation
itu lebih ditujukan pada kepentingan pengguna Brazil, sedangkan
kodifikasi E (kursi tunggal) dan F (kursi ganda) lebih untuk kepentingan
internal Swedia.
Walau bertajuk peluncuran Gripen NG, namun nama Gripen E menjadi pilihan yang ditulis manajemen Saab pada latar belakang panggung di mana JAS39 Gripen NG ini diluncurkan.
"Ini karena yang diluncurkan adalah Gripen E yang menjadi milik Angkatan Udara Kerajaan Swedia," kata Nielsen.
Credit ANTARA News