Setelah molor beberapa tahun, Rusia
akhirnya dijadwalkan akan mengirimkan rudal anti jet tempur S-300 ke
Iran pada Kamis pekan ini. (Wikipedia)
Seperti diberitakan oleh Sputnik, Rabu (17/2), Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan akan hadir dalam upacara penerimaan S-300 yang dikirimkan melalui Laut Kaspia.
Penjualan dilanjutkan April tahun lalu jelang kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara adidaya. Iran sepakat mengurangi kapasitas nuklir mereka sehingga tidak mampu membuat bom agar Barat mencabut sanksi ekonomi dan embargo persenjataan.
S-300 yang dibeli Iran radar yang mampu mendeteksi serangan hingga radius 290 kilometer dan melacak lebih dari 100 pesawat. Semua komponen S-300 bisa diletakkan di atas truk dan bergerak dalam hitungan menit.
Sistem ini dilengkapi enam unit yang terdiri dari radar pemandu dan lebih dari delapan peluncur yang bisa menampung empat rudal yang mampu melesat hingga jarak 144 kilometer. Setiap unitnya bisa menembak enam target dalam waktu bersamaan atau satu batalion yang terdiri dari 36 pesawat dalam satu waktu.
Pengiriman ini dilakukan menyusul ketegangan di kawasan antara Iran dan negara-negara Timur Tengah. Iran dituduh memicu ketidakstabilan keamanan dengan mendukung pemberontak Syiah Houthi di Yaman dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Sumber Tass mengatakan Iran juga mengincar pembelian persenjataan Rusia lainnya, di antaranya adalah sistem rudal darat-ke-udara S-400 Triump, jet tempur Sukhoi Su-30SM, sistem pertahanan rudal pesisir Bastion, pesawat latih tempur Yakovlev Yak-130, helikopter Mi-8/17, kapal selam diesel dan kapal fregat.
Credit CNN Indonesia