Harga minyak naik US$200 per barel bisa selamatkan negara tersebut.
Rig minyak di Rusia (CNBC)
Dilansir dari Business Insider, Kamis 18 Februari 2016,
mata uang di negara tersebut anjlok 93 persen saat in. Bahkan, di pasar
gelap dalam dua tahun ini negara tersebut telah kehabisan bir dan kertas
toilet.
Negara tersebut sangat tergantung pada penghasilan minyak mentah
yang saat ini sangat tidak efisien, karena harganya anjlok. Bahkan, saat
ini sudah mencapai di bawah US$30 per barel
Analis dari Deutsche Bank melihat beberapa negara terburuk yang
terkena hantam penurunan minyak. Dari lima negara yang paling rentan,
empat di antaranya merupakan eksportir utama minyak, yang pendapatan
negaranya sangat tergantung pada komoditas itu, yaitu Venezuela,
Kolombia, Argentina, dan Brasil.
Untuk menyeimbangkan anggaran negara tersebut, dibutuhkan harga
minyak US$200 per barel. Hal tersebut, sangat tidak mungkin terjadi saat
ini.
Venezuela pekan ini menandatangani perjanjian dengan Saudia Arabia
dan Rusia untuk membekukan produksi minyak pada tingkat Januari. Dengan
tingkat output masih terlalu tinggi, berat untuk harga bergerak naik.
Credit VIVA.co.id